Pada dasarnya, tujuan manusia diciptakan adalah untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Belajar merupakan salah satu bentuk aktivitas yang merupakan ibadah kepada-Nya. Belajar merupakan salah satu pekerjaan beribadah kepada Allah karena selain bergelut dengan nafsu terberat, juga harus memahami ilmu alam sekitar dan masyarakat. Hakitat belajar adalah berubahnya kepribadian individual ke arah yang lebih baik dzohir maupun batin. Perubahan-perubahan tersebut mernuju ke arah yang bersifat positif dengan melakukan kebaikan dengan begitu akan muncul pengaman yang baik juga.
Perbedaan antara manusia dan hewan terletak pada akal dan hati yang dimiliki manusia.. Sebagai ciptaan yang diberkahi akal oleh Allah SWT kita memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu tersebut. Etika dan moral juga perlu kita pelajari karena segala sesuatu yang kita lakukan memiliki landasan etika dan moral. Terkait dengan kewajiban menuntut ilmu, tidak semua pengetahuan harus diperoleh, sebagian bersifat sunnah, makruh, bahkan ada yang haram untuk dipelajari. Penilaian terhadap ilmu tersebut bergantung pada konteksnya, karena dalam setiap pembelajaran selalu ada sudut pandang yang berbeda, dengan pendukung dan penentangnya.Â
Sebagai contoh umum, pemeluk agama Islam tidak diwajibkan untuk mempelajari hal-hal yang diajarkan dalam agama lain, demikian pula sebaliknya.Sebagian orang menganggap bahwa konsep belajar hanya menghafal dan mengumpulkan fakta-fakta intelektual dalam bentuk materi. Jika kita belajar untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan demi mencapai tujuan dunia saja maka tidak akan ada kepuasan batin dalam dirinya oleh karena itu peserta belajar dianggap tidak berkembang bahkan di anggap "bodoh". Dan sungguh orang-orang yang berada dalam keadaan tersebut adalah orang-orang yang rugi. Ilmu dapat diambil dengan kegiatan melihat atau mendengar alam seitar dan masyarakat. karena ilmu adalah anugrah dari Allah SWT sehingga perlu disimpan dalam hati dan dijalankan dalam aktivitas sehari-hari.
Untuk bisa mengubah prilaku manusia perlu mengubah dari tiga sisi ranah yaitu ranah kognitif,aektif dan psikomotorik. Dan juga terdapat jenis jenis belajar yang lumrah atau sering kita pakai akan tetapi kita tidak menyadari akan hal itu menurut Gagne (1985) mengidebtifikasikan jenis-jenis belajar ada 8. Seperti segala aktivitas yang kita lakukan di dunia ini tentu terhubung dengan proses pembelajaran. Untuk membuka pintu saja kita sudah berkaitan dengan proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, setiap individu menggunakan tiga dimensi atau aspek yang berbeda untuk menangkap inti dan pesan dari materi yang dipelajari yaitu:
- Kognitif: Kemampuan yang terkait dengan pengetahuan, logika, atau pemikiran yang mencakup elemen-elemen seperti pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas.
- Afektif: Kemampuan yang memperkuat aspek perasaan, emosi, dan berbagai respons dalam proses berpikir, melibatkan penerimaan, partisipasi, penilaian, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan dalam kehidupan.
- Psikomotorik: Kemampuan yang memprioritaskan kemampuan fisik yang melibatkan persepsi, kesiapan, gerakan terpandu, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan adaptasi gerakan.
Definisi yang sering digunakan oleh Bell-Gradler menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana manusia mengembangkan berbagai kemampuan, keterampilan, dan sikap melalui tahapan bertahap dan berkelanjutan sepanjang rentang usia, mulai dari masa bayi hingga masa tua. Di dalam hadist juga di sebutkan:
Artinya: carilah ilmu mulai dari buaian (lahir), hingga liang lahat (kuburan) HR. Muslim. Dari hadist ini kita bisa melihat seberapa pentingnya kita belajar, bahkan sebelum kita meninggalpun kita masih belajar dituntun untuk membaca dua kalimat syahadat.
Unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
- Peserta didik
      Manusia yang telah melampaui tingkat kecerdasan yang tertentu dalam pikiran dan jiwa, sehingga manusia dapat menegaskan bahwa dirinya tidak sama dengan hewan, jika hewah hanya mementingkan bagaimana ia sanggup bertahan didunia ini dengan tindakan yang perlu untuk memelihara kehidupan seperti makan, bersuara, lari dan sebagainya apa bedanya kita dengan mereka. Disinilah pentingnya belajar. Manusia adalah entitas yang dilengkapi dengan kemampuan berpikir, merasa, dan berkreasi, yang memungkinkannya untuk menyadari eksistensinya sendiri serta memiliki naluri moral yang mendorongnya untuk mencapai kesempurnaan diri dan hubungan yang lebih mendalam dengan kata Sempurna. KI.Hajar Dewantara mengatakn bahwa didalam setiap diri seseorang pasti ada sikap bawaan atau keturunan dari leluhur mereka yang harus di kembangkan oleh setiap individual melalui intraksi di lingkungan. Hal tersebut sangat berpengaruh untuk masa perkembangan berikutnya.
- Pendidik
      Menurut KI. Hajar Dewantara kata mendidik memiliki makna memanusiakan manusia, yaitu terangkatnya derajat menausia menuju taraf insani. Mendidik harus lebih mengedepankan urusan hudup batin atu metafisik (kebebasan dalam berpikir dan membuat keputusan, kehormatan, mentalitas, dan prinsip demokratis).
      Ki Hajar Dewantara memberikan semboyan trilogi pendidikan sebagai pedoman untuk seorang pendidik agar bisa menagrah kepada hasil yang positif, trilogi tersebut berbunyi sebagai berikut:
- Tut wuri Handayani: Seorang pendidik perlu memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi kepada siswanya.
- Ing madya mangun karsa: seorang pelngajar hendaknya menciptakan prakasa dan ide.
- Ing ngarsa sung tulada: Ketika seorang siswa berada di depan, dia harus menunjukkan contoh yang baik..
Tujuan belajar