Mohon tunggu...
NW
NW Mohon Tunggu... Lainnya - good people are you

mencoba aktif menuliskan kembali apa yang ada di kepala, semata2 untuk kewarasan menjadi manusia. karena kata pram: menulis adalah bekerja untuk keabadian, bukan.?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

eksklusivisme sebagai akar dari radikalisme agama.

6 Mei 2012   16:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37 5873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[7]Nurcholish Madjid. 2008. Islam, Kemodernan dan Keidnonesiaan. (Bandung: Mizan) hal 178

[8] http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/26/telaah-kritis-islam-keindonesiaan/

[9]Solichin. 2010.HMI Candradimuka Mahasiswa. (Jakarta: Sinergi Persadatama). 157

[10]Solichin. 2010.HMI Candradimuka Mahasiswa. (Jakarta: Sinergi Persadatama) hal. 169

[11]Nurcholish Madjid. 2008. Islam, Kemodernan dan Keidnonesiaan. (Bandung: Mizan)

[12]Edi Susanto, “Pendidikan Agama Berbasis Multikultural (Upaya Strategis Menghindari Radikalisme).”KARSA Jurnal Studi KeIslaman, VOL. IX No. 1 (April 2006) , 785

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun