Mohon tunggu...
nunik rahayu
nunik rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Suka belajar dari pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wujudkan Sekolah Bebas Bullying

1 Maret 2024   17:05 Diperbarui: 1 Maret 2024   17:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan sering kita temui berbagai kasus tentang aksi bullying yang dilakukan oleh teman sejawat. Bullying merupakan salah satu tindakan atau perlakuan negative yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang secara berulang, Kasus bullying ini dilakukan karena mereka (korban bully) tidak memenuhi norma gender yang diharapkan dalam masyarakat atau dalam kelas.   

Dalam konteks pendidikan terdapat beberapa norma gender yang secara umum diharapkan dalam masyarakat, salah satunya adalah perilaku diluar kelas. Hal ini sering kita jumpai khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler pada jenjang sekolah dasar. Contoh seorang anak laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler tari yang mana semisal sekolah itu yang cenderung mengikuti ekstra tari adalah anak perempuan dan laki-lakinya hanya minoritas, maka tak heran jika anak laki-laki yang mengikuti ekstra tari ini juga menjadi sorotan dan terkadang menjadi bahan cemoohan bagi teman-teman mereka. Karena mereka banyak yang beranggapan bahwa anak laki-laki itu jikalau mengikuti ekstrakurikuler diharapkan seperti olahraga atau yang bisa dikatakan anak lapangan yang tidak takut panas.

Selain dalam kegiatan diatas, mungkin banyak juga kita temui anak laki-laki yang misalkan bergaul atau berteman lebih cenderung dengan anak perempuan. Hal ini juga akan menjadi sorotan oleh teman-temannya yang nantinya akan menjadi bahan adanya aksi bullying di sekolah. Karena mayoritas anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar mereka berpikir kalau seharusnya teman bermain atau bergaul anak laki-laki adalah dengan laki-laki sedangkan anak perempuan dengan perempuan. Jadi, ketika mereka menemui hal seperti contoh diatas mereka akan merasa kalau hal tersebut tidak sesuai dengan norma gender dalam lingkungan mereka.

Agar kasus ini tidak marak terjadi, maka dibutuhkan peran guru khususnya guru kelas untuk meluruskan jalan pikir bagi mereka melalui pendidikan dan pembelajaran, serta memberikan anggapan bahwa teman itu sama tidak ada unsur pembeda atau diskriminasi. Pemberian penguatan bagi guru kelas ini tidak hanya dilakukan pada saat jam pelajaran saja, artinya bisa juga diluar jam pelajaran seperti jam istirahat dan lain-lain. Selain dari guru, sekolah diharapkan juga turut andil dan memiliki kebijakan terhadap penanganan aksi bullying yang sering terjadi khususnya pada lingkup sekolah. Diantara kebijakan sekolah yang dapat diterapkan, yaitu: adanya kebijakan anti bullying, adanya penanaman pendidikan dan kesadaran, adanya pengawasan dan pengawalan, adanya pengembangan budaya sekolah yang aman dan hormat, serta sekolah juga harus mampu berkolaborasi dengan orang tua untuk mencegah adanya kasus bullying ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun