Mohon tunggu...
Nunik Indayani
Nunik Indayani Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik

Penulis pemula yang mencoba

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

27 April 2022   19:56 Diperbarui: 27 April 2022   19:59 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching merupakan kegiatan untuk melejitkan potensi diri murid. Komunikasi asertif yang terjalin antara coach dan coachee dapat menstimulus coachee untuk dapat memikirkan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Coach juga dapat mengajukan pertanyaan reflektif dan pertanyaan terbuka untuk coachee sehingga coachee dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap permasalahannya. 

Coaching dengan model TIRTA berkaitan dengan proses pengambilan dan pengujian keputusan dengan 9 langkah. Hal tersebut dikarenakan didalam proses coaching, coach dapat menuntun coachee menganalisis apakah keputusan yang di ambil sudah tepat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada coach.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang guru, harus mampu memahami aspek sosial emosional karena dalam pengambilan keputusan kita harus dalam kondisi memiliki kesadaran penuh (mindfulness). Dengan kondisi kesadaran penuh tersebut, maka kita dapat mempertimbangan kondisi benar dan salahnya suatu pilihan sehingga keputusan yang kita ambil dapat menjadi keputusan yang bertanggungjawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Sebagai manusia khususnya sebagai pendidik, kita harus memiliki nilai-nilai kebajikan universal yang kita anut dan tertanam pada diri. Nilai-nilai tersebut dapat kita gunakan sebagai prinsip dasar dalam proses pengambilan keputusan. Tidak jarang kita sebagai pendidik dihadapkan pada permasalahan yang ada dilingkungan sekolah baik berupa dilema etika maupun bujukan moral. 

Sering kita tahu bahwa permasalahan dilema etika akan lebih sulit dalam pengambilan keputusan karena berdasarkan nilai yang kita anut, dilema etika merupakan pilihan antara hal benar dan benar. 

Akan tetapi tidak jarang juga permasalahan yang merupakan bujukan moral juga akan sulit dalam pengambilan keputusannya meskipun kita tahu bahwa solusinya merupakan pilihan benar lawan salah karena mungkin berkaitan dengan orang terdekat atau keinginan banyak pihak. Oleh karena itu, nilai-nilai kebajikan yang di anut seorang pendidik haruslah dan tertanama dalam diri.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh, tanpa tekanan, berdasarkan rasa tanggungjawab, nilai-nilai kebajikan universal yang menjadi prinsip dalam diri, dan tentunya sebagai pendidik saat mengambil keputusan harus berpihak kepada murid. Tahapan dalam mengambilan keputusan tersebut antara lain:

  • Mengidentifikasi jenis paradigama dilema etika
  • Memahami 3 prinsip dalam pengambilan keputusan
  • Menerapakan 9 langkah pengujian keputusan jika permasalahan tersebut merupakan dilema etika
  • Reflektif terhadap keputusan yang di ambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun