Mohon tunggu...
Nunung Nuraeni
Nunung Nuraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

hallo! saya Nunung Nuraeni Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Satra Arab yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan semangat belajar yang tak pernah padam, saya selalu termotivasi untuk mengembangkan diri dan senang menjelajahi berbagai topik baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Perbedaan: Mencari Titik Temu NU dan Muhammadiyah dalam Memurnikan Ajaran Islam dari Segi Ibadah

11 Juli 2024   18:01 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:26 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: rejogja.republika.co.id

Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi umat Islam yang terbesar di dunia berkat dua ormas Islam terbesarnya, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Kedua ormas Islam ini mempunyai pengikut lebih dari 100 juta orang. Menurut penelitian, kedua organisasi ini telah berdiri sejak tahun 1920-an dan telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas politik negara dan mendukung demokrasi negara.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa Islam di Indonesia ini sangat beragam. Keberagaman muslim Indonesia tersebut diwujudkan dengan munculnya berbagai ormas Islam dengan bendera yang berbeda-beda, masing-masing dipengaruhi oleh ideologi dan teologinya masing-masing. Dan jika dicermati,anda akan menemukan bahwa ajaran tersebut memiliki kemiripan dalam ideologi dan ada juga perbedaannya. Mereka menciptakan perdamaian sambil mengembangkan nilai-nilai Islam yang moderat. Namun, penelitian yang sedang saya kerjakan ini menunjukkan bukti bahwa pengaruh  NU dan Muhammadiyah mempunya titik perbedaan yang berbeda. Semua ormas mempunyai ideologi, visi, dan misi yang berbeda-beda. Dengan demikian, sering terjadi ketegangan antar ormas. Oleh karena itu, perlu adanya penyatuan perbedaan, sekalipun itu sulit, agar seluruh ormas dapat bersatu.

 Sejarah Konflik 

Konflik antara NU dan Muhammadiyah ini dimulai pada awal abad ke-20 ketika kedua organisasi ini berdiri. NU didirikan pada tahun 1926 oleh K.H. Hashim Ashari yang bertempat di Surabaya, pada tanggal 31 Januari 1926 M (16 Rajab 1344 H), sementara Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan yang bertempat di Kampung Kauman Yogyakarta,pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 M. KH.Ahmad Dahlan merupakan pegawai kesultanan keraton Yogyakarta yang bertugas menjadi khatib dan juga berdagang. Kedua organisasi ini mempunyai tujuan yang berbeda. NU fokus pada pembangunan keagamaan dan sosial, sedangkan Muhammadiyah fokus pada amar ma'ruf nahi munkar. Akan tetapi, pandangan dari setiap ormas bagi NU, Muhammadiyah itu adalah saudara Tua sedangkan, bagi Muhammadiyah, NU adalah adik bongsor. karena usianya lebih muda dari Muhammadiyah tapi anggotanya lebih banyak daripada Muhammadiyah dan mayoritas yang sekolah di Muhammadiyah juga itu orang-orang NU.

Faktor Penyebab Konflik

            Perbedaan pemahaman Agama : NU dan Muhammadiyah berbeda tentang pemahaman agama. Cara berpuasa, berdzikir, talqin dan berdoa.NU meyakini Islam harus menyatu dengan budaya dan tradisi Indonesia, sedangkan Muhammadiyah tidak meyakini Islam harus menyatu dengan budaya dan tradisi Arab bahkan tradisi indonesia yang mengandung unsur kesyirikan dan tahayul.  Misalnya,qunut didalam shalat subuh. Seperti yang kita ketahui jika NU itu terdpat qunut di dalam shalat subuh dan jika Muhammadiyah tidak ada qunut di dalam shalat subuh. Berikut penjelasan Qunut masing2 dari organisasi tersebut:

sumber gambar: rejogja.republika.co.id
sumber gambar: rejogja.republika.co.id
  • Qunut ini secara terminologi berarti berdiri lama untuk membaca doa, berdoa sesuai dengan dicontohkan oleh nabi muhammad SAW.

عَنْ جَابِرٍ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَفْضَلُ الصَّلَاةِ طُولُ القُنُوْتِ.

)روا مسلم)

            Artinya: "Dari Jabir sesungguhnya rasulullah SAW. bersabda: Shalat yang paling utama ialah berdiri lama untuk membaca dan doa" (H.R Muslim)

Muhammadiyah memahami qunut yang berarti berdiri lama yaitu ketika i'tidal dan membaca doa (qunut) di waktu subuh, hukumnya diperselisihkan oleh ulama, sehingga Muhammadiyah memilih untuk tidak melaksanakannya karena dalilnya itu tidak kuat dan ada perawi yang di anggap lemah. Dengan demikian hadist di atas itu tidak dapat dijadikan hujjah untuk menetapkan qunut diwaktu shalat subuh termasuk qunut dalam witir. Sedangkan yang ada qunutnya menurut Muhammadiyah itu qunut nazilah, yaitu qunut yang dilakukan setiap shalat selama satu bulan ketika seseorang mengalami kesusahan. Sedangkan pemahanan NU Qunut adalah doa yang mengandung permintaan dan pujian, yang terbagi dalam beberapa macam, diantarnya: qunut biasa yaitu qunut yang termasuk di dalam shalat shubuh yang disebut sunnah ab'ad-nya, sunnah ab'ad disini yaitu sunnah yang harus dilakukan dan jika lupa maka harus adanya sujud sahwi dalam shalat tersebut. Kemudian ada Qunut Nazilah yaitu qunut yang dilakukan karena adanya musibah yang sedang melanda umat islam dan qunut ini tidak termasuk sunnah ab'ad-nya shalat. Qunut ada dalam NU mengatakan bahwa doa qunut dalam sholat shubuh berdasarkan dan di kuatkan oleh sabda Rasulullah SAW.

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ مُحَمَّدٍ.، قَالَ: " سُئِلَ أَنَسٌ,، أقنتَ النبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصُّبْحِ ؟ قَالَ : نَعَمْ، فَقِيلَ لَهُ: أَوَقَنَتَ قَبْلَ الرَّكُوعِ؟

قَالَ: بَعْدَ الركوع يسيرا (رواه البخاري)

Artinya:" Telah menceritakan kepadaku Musaddad dari Hammad bin Zaid dari Ayyub bin Muhammad bin Strin, ia berkata sahabat Anas bin Malik pernah ditanya, "apakah Nabi doa qunt dalam shalat subuh?". Anas menjawab, Ya Lalu ditanyakan lagi kepadanya. "apakah nabi qunut sebelum ruku?" anas menjawab, yaitu segera setelah ruku." (H.R Bukhari).

Faktor Memicu Konflik 

Di dalam konflik NU dan Muhammadiyah, terutama adanya perbedaan di dalam qunut tidak merugikan umat muslim di Indonesia dan dengan adanya suatu konflik ini Kurangnya pemahaman terhadap ajaran dan tradisi masing-masing organisasi, sehingga dapat menimbulkan miskomunikasi dan prasangka. Ada pula pihak yang tidak bertanggung jawab dan terkadang sengaja memprovokasi konflik demi kepentingan pribadi atau politik. Selain itu juga, menggunakan agama untuk memajukan kepentingan orang tertentu dapat memperburuk perbedaan dan menimbulkan konflik.

Upaya Menyelesaikan Konflik 

            penyelesaian dalam perselisihan antara NU dan Muhammadiyah sangatlah penting, karena berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.Salah satu cara untuk mengatasi konflik ini adalah dengan meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapinya. Masyarakat Indonesia harus toleran dan mampu menerima perbedaan pendapat dan tujuan. Selain itu, pemerintah Indonesia harus berperan lebih aktif dalam menyelesaikan konflik ini. Pemerintah harus memiliki pedoman yang jelas dan mampu mempengaruhi keputusan politik dan kebijakan pemerintah. Pemerintah juga harus menjaga hubungan baik dengan kedua organisasi ini dan fokus pada pembangunan keagamaan dan sosial.

Dengan demikian penyesalain konflik dalam organisasi ini ditemukan titik perbedaanya. Seperti, Qunut di dalam sholat subuh. NU terdapat qunut di dalam shalat subuh walaupun dalil yang merujuknya tidak kuat dan perawinya juga dianggap lemah. akan tetapi, Pemahaman Muhammadiyah mengenai qunut bukan berarti tidak menerima. Sedangkan Muhammadiyah itu tidak ada qunut di dalam shalat. Dalam beberapa fatwa Putusan Tarjih Muhammadiyah menetapkan bahwa sesungguhnya qunut tidak dikhususkan dalam shalat subuh. Kemudian NU memahami hadist di atas sebagai sebuah anjuran dari Nabi SAW. sehingga dalam fiqih NU, qunut ditetapkan sebagai sunnah ab'ad-nya shalat. Namun, di dalam perbedaan-perbedaan tersebut kita dapat menemukan titik temunya.

Kesimpulan 

NU dan Muhammadiyah adalah dua pilar utama Islam di Indonesia yang telah memberikan banyak kontribusi bagi bangsa. Meskipun memiliki perbedaan pendekatan, kedua organisasi ini sama-sama memainkan peran penting dalam memajukan Islam di Indonesia dan juga berkontribusi pada perkembangan bangsa.NU dan Muhammadiyah perlu terus berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadapi berbagai tantangan dan tetap berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia. Secara garis besar antara Muhammadiyah dan NU itu menggunakan dua paradigma yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi Islam berhaluan "modernis" yang lebih bercorak rasionalistik dalam menyikapi kehidupan serta sumber ajarannya. Makanya qunut dianjurkan tidak ada di muhammadiyah. kerena muhammadiyah beranggapan bahwa adanya qunut ketika seseorang mengalami kesusahan dan bukannya menjadi bagian dari shalat 5 waktu khususnya tidak pada shalat subuh. Sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah organisasi para kiai, khususnya kiai pesantren adalah jam'iyah yang melestarikan ajaran para ulama salaf. Jami'ah NU juga dikenal dengan sebutan paham "tradisionalis". Tradisionalisme NU bukan mengarah pada corak maupun pola pemikiran yang masih sarat dengan pemikiran kuno. Makanya qunut dianjurkan ada di dalam shalat subuh oleh kiai-kiai NU supaya meminta pujian dan doa kepada Allah SWT. terkait qunut nazilah terhadap NU dan muhammadiyah. Muhammadiyah qunut Nazilah dilakukan setiap shalat selama satu bulan bukan hanya berfokus solat subuh saja tapi pada shalat-shalat yang lainnya. Sedangkan menurut NU qunut Nazilah dilakukan solat subuh saja,akan tetapi qunut ini termasuk sunnah ab'ad dimana jika tidak dilakukan harus di ganti dengan sujud sahwi.

 Konflik ini membawa dampak besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya pada permasalahan agama dan sosial. Penyelesaian konflik ini sangat penting karena berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Masyarakat harus mempunyai cara pandang yang terbuka dan mampu menerima pendapat dan tujuan yang berbeda. Di sisi lain, pemerintah harus mempunyai pedoman yang jelas,serta bisa mengakomodir semua keputusan antara kepentingan Muhammadiyah dan NU dalam mengambil kebijakan pemerintah terhadap permasalahan Qunut. Dengan demikian, titik temu NU dan Muhammadiyah dalam Islam sangat penting untuk memperkuat komunitas,meningkatkan aktivitas kegiatan, dan membentuk masyarakat yang beriman dan berdakwah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun