Kekerasan di sekolah atau sering di sebut perundungan, adalah masalah serius yang bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan siswa. Namun ,sebelum kita membahas lebih lanjut tentang perundungan di sekolah ,sangatlah penting memahami bahwa pelaku perundungan bisa berasal dari berbagai latar belakang, pola pengasuhan, misalnya atau bahkan pernah menjadi korban.
Pelaku perundungan cenderung bersikap agresif, bukan hanya fisik tetapi juga melalui perkataan. Mereka menggunakan kata-kata yang kasar untuk menghina, dan mengejek teman atau si korban. Impulsif ; para pelaku perundungan seringkali bersikap impulsif, mereka membuat keributan dan kesulitan untuk berempati, sangat sulit merasakan perasaan orang lain.
Pengaruh lingkungan dan circle pertemanan ; pelaku perundungan mungkin memiliki posisi yang penting dalam circle pertemanannya, karena dianggap senior atau mempunyai jabatan di organisasi sekolah.
Perilaku Perundungan Berulang; Sangat penting untuk diingat bahwa pelaku perundungan tidak hanya terjadi sekali atau dua kali. Perundungan ini akan melakukan tindakan yang lebih agresif dan impulsif berulang kali.
*Faktor-faktor yang Mendorong Perundungan*
1. Keluarga ; Lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku perundungan/bullying. Orang tua yang sering menghukum anak secara berlebihan, atau suasana rumah yang penuh dengan konflik bisa menjadi pemicunya.
2. Sekolah; Faktor sekolah , seperti pengabaian terhadap perilaku perundungan atau memberikan punishment yang tidak relevan, juga bisa memicu tindakan perundungan.
3. Kelompok Sebaya; Pelaku perundungan ingin diakui mendapatkan status diantara teman-temannya, yang bisa mendorong untuk melakukan perundungan.
4. Media Massa; Konten yang disajikan media massa, seperti televisi, media cetak dan media sosial, juga dapat mempengaruhi perilaku perundungan menggambarkan perilaku yang tidak akurat atau melanggengkan stereotip tertentu.
* Dampak Perundungan *
Perundungan dapat memiliki dampak yang sangat merugikan bagi korban diantaranya bisa mengalami depresi, stress, kecemasan, dan konsentrasi dalam belajarnya.
Apa yang Bisa kita lakukan dengan menerapkan Tri Pusat Pendidikan yaitu, Keluarga, sekolah, dan Masyarakat harus saling bersinergi tidak abai , dan perundungan bisa cegah.
Mari bersama-sama memutus mata rantai perundungan di lingkungan Pendidikan, dengan pengawasan dan pendekatan yang baik dan bijaksana, kita dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman.
Mari berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan peserta didik, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang meraih prestasinya tanpa rasa takut terhadap perundungan.
Semoga kita semua para pendidik, orang tua, pemangku kepentingan, dan masyarakat bersama-sama untuk mencegahnya karena kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang baik, ramah, untuk generasi penerus bangsa.
~ Refleksi Temu Pendidik lIve komunitas Guru Belajar Nusantara.
~Berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H