Mohon tunggu...
Nungky Dyah
Nungky Dyah Mohon Tunggu... -

Seorang istri, ibu, wanita bekerja yang menikmati hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kualat Membawa Nikmat

6 Januari 2010   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:36 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat istirahat makan siang beberapa waktu lalu, seorang teman bertanya pada saya, "Gimana ceritanya kok kamu bisa ketemu suamimu?" Saya jadi tersenyum senyum sendiri, mengingat kejadian empat tahun yang lalu.

Saat itu saya masih bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi di Surabaya. Suatu waktu ada rekan baru yang iseng mengenalkan saya dengan teman SMU-nya. Jadilah saya berkenalan dengan si teman itu, sebut saja namanya Jay. Perkenalan pertama lewat telepon, menanyakan nama dan kabar . Selanjutnya si Jay ini minta bertemu. Sebelum pertemuan ini saya minta dia mengirim fotonya. Tidak lucu dong kalo mau ketemu tapi tidak kenal mukanya. Jay pun mengirimkan fotonya. Ada tiga orang di foto itu. Yang satu gemuk badannya dan ramah wajahnya. Yang satu kurus kering tapi lumayan manis senyumnya. Nah, yang terakhir tidak jelas wajahnya. Sekilas wajahnya tampak bengong dan berpose aneh. Saya tambah penasaran karena si Jay tidak mau mengaku yang mana diantara ketiga orang di foto itu. Saya berujar dalam hati, "Semoga bukan yang bengong sambil bawa bawa gelas itu. Kok kliatannya bloon dan aneh."

Setelah bertemu, ternyata si Jay ini adalah si kurus yang senyumnya manis itu. Tapi ternyata dia adalah perokok berat. Sedangkan saya adalah manusia yang anti rokok. Jadilah pertemuan pertama ini berakhir garing dan saya sibuk mengibas-ngibaskan tangan mengusir asap rokok yang menyesakkan itu.

Setelah pertemuan pertama itu, saya tidak pernah lagi mendengar kabar si Jay. Lalu suatu hari si Jay menelpon, pura pura tanya kabar rupanya. Sampai akhirnya dia mengaku kalau dia memberikan nomor telepon saya ke seorang temannya. Saya agak tersinggung, kok seenak-enaknya dia membagi bagikan nomor telpon saya. Tapi ya sudahlah, makin banyak teman juga tidak jelek. Si teman Jay ini kemudian menelpon saya. Anggoro, namanya. Suatu saat dia minta ketemu dengan saya. Saat itu saya ajak dia bertemu di pesta pernikahan teman. Saat bertemu, sepertinya saya sudah pernah melihat wajahnya, tapi saya lupa dimana.

Dari situ hubungan saya dan si Anggoro ini semakin serius. Setelah tiga bulan berkenalan, dia pun melamar saya. Sampai suatu waktu saya iseng melihat lihat lagi kotak masuk MMS di HP saya. MMS foto dari si Jay masih tersimpan disitu. Saya buka lagi foto itu dengan maksud mau menghapusnya. Saat saya perhatikan wajah wajah di foto itu barulah saya tersadar. Ternyata si wajah bengong yang ada disitu adalah Anggoro, calon suami saya. Pantas saat bertemu pertama dulu saya seperti sudah kenal wajahnya. Memang wajah di foto itu dengan wajah aslinya agak berbeda. Suami saya memang sangat tidak fotogenik, bahkan pose fotonya selalu aneh. Ya ampun, ternyata ujaran saya dulu didengar Tuhan. Saya yang berharap harap agar tidak kenalan dengan si wajah bengong malah sekarang menikah dengannya. Kualat, kata orang Jawa. Tapi kualat yang ini membawa nikmat. Suami saya ternyata tidak seaneh pose pose fotonya. Dia sangat baik hati dan pengertian. Tahun ini kami akan merayakan ulang tahun pernikahan yang ketiga. Tapi ketidakfotogenikan suami agaknya menurun pada anak kami. Setiap difoto, Nanda juga pasang wajah bengong, tak jauh beda dengan bapaknya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun