Istilah trauma dan fobia sering digunakan untuk menggambarkan perasaan takut atau cemas berlebihan. Fobia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab utamanya adalah kejadian traumatis, meskipun tidak semua trauma berujung pada fobia.Â
Berbeda dengan fobia, trauma adalah suatu kondisi yang muncul akibat pernah mengalami kejadian traumatik atau kejadian buruk yang membekas dan mengganggu. Keadaan trauma seseorang juga berbeda, tergantung seberapa parah atau kejadian buruk yang menimpa sebelumnya.Meskipun suatu kejadian dapat dikategorikan sebagai traumatik, belum tentu membuat trauma semua orang yang mengalaminya. Misalnya, Kasus perundungan atau bullying pada anak bisa menimbulkan dampak pada mental korban.Â
Hal itu juga mungkin dialami Audrey, siswi sekolah menengah pertama di Pontianak, Kalimantan Barat, yang mengalami pengeroyokan dari sekelompok siswi. Untuk mengatasinya, psikolog mengatakan korban membutuhkan dukungan berupa pemulihan trauma dan kepastian perlindungan masa depan. "Trauma dapat dipulihkan jika korban dapat memahami apa yang telah terjadi bukan salahnya." Â Nah disini, Â dukungan dari keluarga akan sangat dibutuhkan bagi Audrey, selain tentunya dukungan secara luas dari masyarakat.
Dengan kasus diatas, apakah Audrey bisa kembali tidak trauma? Apakah terdapat cara2 sendiri untuk mengatasi traumatik yg diderita Audrey?
Nah,seiring dengan kasus tersebut menjadikan konselor dalam hal ini sebagai wadah untuk melakukan bimbingan dan konseling di Sekolah dan juga konselor mempunyai tanggung jawab untuk dapat membantu individu (peserta didik) yang mengalami korban trauma agar mereka dapat keluar dengan permasalahan yang mereka hadapi. Jadi, adanya Konseling traumatik yaitu sangat penting untuk korban dalam hal dapat membantu korban yang mengalami peristiwa traumatik.
Lalu feedback tersendiri untuk korban trauma yang sudah melakukan konseling yaitu agar dapat membantu korban agar dapat tertata kembali psikisnya serta dapat menerima kenyataan hidup sebagaimana mestinya dan apapun keadaanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H