Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru yang Dirindukan Siswa, Guru Seperti Apa?

4 Juni 2024   06:22 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:47 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pembelajaran Interaktif di SD Negeri 026 Tanjung Selor (Sumber: KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA via kompas.id)

Beberapa waktu yang lalu saya membuat sebuah video reel yang saya unggah di istagram (Ig) dengan judul "guru kasta tertinggi".

Pada video reel yang saya unggah tersebut, "guru kasta tertinggi" bukanlah guru penggerak, bukan juga guru sertifikasi, bukan juga guru PNS atau guru dengan title Magister (S2) dan PPPK.

Guru "kasta tertinggi" yang dimaksud dalam reel tersebut adalah guru yang kehadirannya dirindukan oleh siswa di kelas.

Ternyata setelah beberapa hari video reel tersebut saya unggah beragam komentar muncul.

Bahkan sampai saat ini video reel tesebut telah dilihat oleh 57,7 ribu penggunan istagram (Ig), 478 like, dan 55 dibagikan.

Video Reel di Istagram Saya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Video Reel di Istagram Saya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Antensi pengguna istagram dalam merespon video reel tersebut kemudian membuat saya bertanya-tanya.

Mungkinkah dunia pendidikan kita sedang tidak baik-baik saja?, benarkah guru ideal bagi siswa perlahan-lahan mulai langka dan pudar?.

Dari video reel tersebut kemudia saya menyimpulkan, dari berbagai program yang digulirkan oleh Kemdikbudristekdikti, sepertinya belum sepenuhnya bisa memberi jaminan terhadap kualitas pendidikan Indonesia saat ini.

Bisa dibayangkan ketika seorang guru yang memiliki title ASN dan sertifikasi namun cara pandang dan cara mengajarnya tidak lebih baik dari guru yang belum menyandang title tersebut.

Atau guru yang menyandang guru penggerak lebih sibuk di luar kelas dan meninggalkan kelas yang seharusnya di ampunya, tentunya ini tidak semua.

Dari berbagai realita dunia pendidikan tersebut, mungkin membuat video reels yang saya unggah mendapat antensi yang besar dari pengguna istagram.

Pertanyaanya, guru seperti apa yang kehadirannya dirindukan oleh siswa di kelas?. Tentunya bukan guru hanya sebatas title sebagai guru sertifikasi, penggerak, ASN  atau megister.

Kenapa?, karena pada dasarnya setiap guru memiliki tugas utama adalah mendidik dan mengajar siswa sehingga siswa menjadi manusia yang cerdas dalam logika, anggun dalam akhlak dan terampil dalam motoriknya.

Maka dari itu, guru yang dirindukan oleh siswa di kelas menurut saya dan dari beberapa sumber yang saya baca dan pengalaman saya sebagai guru adalah sebagai berikut.

1. Menjadi Teladan

Pernah dengar istilah "Guru, digugu dan ditiru" (orang yang bisa menjadi teladan dan contoh). Langkah awal agar seseorang bisa menjadi guru yang dirindukan oleh siswa adalah menjadi teladan.

Teladan disini bukan hanya teladan dalam kaitan penampilan namun lebih kepada sikap, perbuatan dan kata-kata.

Bagaima guru bisa tepat waktu ketika masuk ke kelas, memperlakukan siswa di kelasnya secara sama dan memiliki kata-kata positif dalam pembinaanya kepada siswa adalah contoh dari sikap "teladan guru".

Ketika guru bisa menjadi teladan secara otomatis guru akan menjadi contoh sehingga timbul rasa rindu ketika guru tersebut tidak masuk ke dalam kelas karena siswa merasa kehilangan sosok seorang guru.

2. Kreatif dan Inovatif

Kreatif dalam kaitan guru yang dirindukan mengandung arti bahwa seorang guru harus memiliki kreatif dalam mengemas pembelajaran yang dilakukanya.

Bukan hanya dengan ceramah dan mencatat, bisa-bisa siswa menjadi bosan dan jenuh sehingga ketika guru tidak masuk ke kelas bukanya siswa sedih tetapi bahagia.

Kreatif disitu berarti guru bisa mengakaitkan materi-materi yang ada di kelas menjadi lebih kontekstual (atau lebih dekat dengan dunia siswa) seperti melakukan survay, belajar di luar kelas atau pembelajaran praktek.

Sedangkan inovatif, lebih kepada inovasi guru dalam mengajar yang ditunjukan dengan menggunakan alat peraga atau penggunaan teknologi.

3. Memperhatikan Kebutuhan Belajar Siswa

Guru yang dirindukan bukanlah guru yang ketika mengajar adalah menurut versi dirinya namun adalah guru yang dapat memperhatikan kebutuhan belajar siswanya.

Guru harus mampu mendiaknosis gaya belajar siswa sehingga guru bisa melakukan variasi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukanya.

Adakalanya guru melakukan praktek, adakalanya guru menanyangkan video atau meminta siswa melakukan wawancara.

Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sehingga siswa dapat menemukan potensi dalam dirinya.

4. Terus Belajar dan Sering Berefleksi

menurut saya, guru yang dirindukan siswa adalah guru yang terus belajar, dengan terus belajar guru mendapat banyak asupan sehingga guru bisa lebih banyak bereksplorasi ketika mengajar.

Tentunya dalam konteks belajar tersebut guru juga harus selalu berorientasi pada hal-hal yang berdampak pada siswanya di kelas sehingga setelah belajar bisa menjadi obat mujarab dalam mengatasi masalah siswa di kelas.

Nah selain terus belajar, guru yang dirindukan siswa adalah guru yang sering berefleksi, kenapa?, karena guru yang sering berefleksi akan lebih mudah mengetahui hal-hal yang harus diperbaiki, dikuatkan dan ditingkatkan dalam proses pembelajaranya.

dari hal itu seorang guru akan terus memperbaiki diri dan caranya mengajar sehingga dapat berdampak pada proses pembelajaran siswa di kelas.

Andai guru tidak hanya sebatas title dan semua guru mendapat hak yang sama tentang kesejahteraanya, mungkinkah guru yang dirindukan itu akan sendirinya lahir di sekolah-sekolah di Indonesia?.

Salam guru setara.

Toboali, 4 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun