Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Gema takbir berkumandang bersahut-sahutan menandai berakhirnya bulan penuh berkah yaitu Ramadan.
Selama satu bulan penuh tepatnya di bulan Ramadan, kita digembleng dengan berbagai pendidikan yang meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Saat bulan Ramadan kita dianjurkan untuk menahan lapar dan haus, mengekang hawa nafsu, dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
Hal itu terlihat dari antusias umat muslim untuk melaksanakan shalat berjama'ah, melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, bersedekah, dan meningkatkan amalan ibadah sunnah.
Aktifitas ibadah selama bulan Ramadan itu dilakukan tidak lain untuk meningkatkan ketaqwaan seorang hamba sehingga memiliki hubungan yang baik kepada Allah SWT.
Dalam arti lain, bulan Ramadan adalah perwujudan dari implementasi habluminallah (hubungan vertikal manusia dengan Allah SWT) untuk meraih ketaqwaan.
Sebaliknya, setalah bulan Ramadan berakhir dan ditandai dengan datangnya hari Raya Idul Fitri (1 syawal), maka ada perubahan konsep dari habluminallah ke habluminannas.
Kenapa?, karena ketika datang Hari Raya Idul Fitri (1 syawal). Orang-orang akan bersilaturahmi kepada sanak saudara, teman atau kerabat untuk saling bermaaf-maafan.
Implememntasi silaturahmi dan bermaaf-maafan itulah yang kemudian memunculkan konsep habluminannas (hubungan horizontal antar sesama manusia).
Lalu apa manfaat dari adanya konsep habluminannas ketika hari Raya Idul Fitri (1 syawal)?.
1. Mempererat Tali PersaudaraanÂ
Ketika hari raya Idul Fitri tiba secara naluriah kita akan bersilaturahmi kepada sanak saudara, teman atau kerabat.
Bahkan tak jarang kita harus menempuh jarak yang jauh dan waktu yang lama hanya untuk bersilahturahmi.
Oleh karena itu dengan adanya silaturahmi yang kembali terjalin mengakibatkan munculnya rasa kekeluargaan dan persatuan yang kemudian dapat mempererat tali persaudaraan antar manusia.
2. Menebar KebaikanÂ
Momentum hari Raya Idul Fitri selain digunakan sebagai momen silaturahmi juga digunakan sebagai momen untuk saling maaf-memaafkan antar manusia.
Sikap saling maaf-memafkan itulah yang kemduan memperbaiki hubungan yang renggang antar manusia, menyelesaikan masalah dan menguatkan rasa simpati yang pada akhirnya menjadi jalan menebar kebaikan antar manusia.
3. Membuka Pintu-Pintu Rezeki
Ketika kita merayakan hari Raya Idul Fitri kita biasanya akan kembali mengunjungi saudara, kerabat atau teman yang mungkin telah lama tidak kita kunjungi.
Momen itulah yang kemudian akan kembali memperluas jaringan persahabat kita sehingga mampu membuka pintu-pintu rezeki (baik dalam pekerjaan, bisnis atau karir) dalam kehidupan kita.
Mari kita manfaatkan momentum hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah dengan membumikan konsep habluminannas sehingga kita mendapat banyak kebaikan dihari yang fitri ini. Amin
Bangka Selatan, 11 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H