"Berbukalah dengan yang manis". Kata-kata tersebut adalah kata populer ketika memasuki bulan puasa atau ramadan di Indonesia.
Bahkan karena populernya. Kata-kata tersebut pernah menjadi tagline sebuah iklan produk di Indonesia dan membuat produk tersebut laku keras ketika memasuki bulan puasa atau ramadan. Â Â
Lalu, apakah saat kita berbuka puasa harus dengan yang manis?.
Secara kajian sunnah atau syariat, tidak ada yang menganjurkan atau membenarkan secara langsung bahwa berbuka puasa harus dengan yang manis.
Lalu, apakah salah ketika kita berbuka puasa dengan yang manis?.
Tentu tidak!. Hal itu karena selama menjalani ibadah puasa tubuh kita kehilangan gula darah dan perlu dipulihkan dengan memakan yang manis-manis.
Kendati begitu, dalam berbuka puasa kita jangan menyantap makanan dan minuman manis secara berlebihan (asal manis) karena ada kadar yang harus kita patuhi.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan, saat berbuka puasa hendaknya memakan buah kurma basah namun jika tidak ada dianjurkan memakan buah kurma kering dan jika masih tidak ada cukup dengan meminum air putih.
Berdasarkan anjuran Nabi Muhammad SAW tersebut. Ketika berbuka puasa kita disarnakan untuk memakan buah baik itu kurma atau jika kita jamakkan artinya bisa buah yang ada di sekitar kita.
Terlebih buah yang dapat mengganti asupan nutrisi yang hilang dari tubuh kita selama menjalani ibadah puasa dan bukan asal manis saja.