Berdasarkan ingatkan kolektif tersebut, maka saya mencoba mempertanyakan kepada teman sejawat saya, apakah pada kurikum merdeka juga masih ada sitilah "mengatrol" nilai siswa?.
Pada dasarnya kurikulum merdeka sudah tidak mengenal KKM karena pada kurikulum merdeka istilah KKM diganti menjadi KKTP (Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).
KKTP tersebut ditentukan dengan cara menggunakan deskripsi kreteria dalam menentukan ketuntasn belajar, menggunakan rubik dalam menentukan ketuntasan dan menggunakan interval nilai dalam menentukan ketuntasan.
Kendati begitu KKTP tetap didasarkan pada proses pembelajaran hingga ujian seorang siswa di lakukan yang kemudian menghasilkan nilai siswa yang akan dideskripsikan kedalam KKTP apakah seorang peserta didik tersebut memenuhi KKTP atau tidak.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pada kurikulum merdekapun masih ada potensi guru melakukan "katrol" nilai siswa yang tidak memenuhi KKTP agar memenuhi KKTP yang dikreteriakan.
Lalu kenapa "katrol" nilai tersebut harus tetap dilakukan walaupun di kurikulum merdeka sudah tidak mengenal KKM tetapi KKTP?
1. Siswa Masih Harus Memenuhi KKTP Yang Ditetapkan
Memang KKM pada kurikulum merdeka sudah tidak ada lagi, namun KKTP pun masih memiliki basis nilai yang diambil pada seluruh proses belajar siswa.
Dari itu saja sudah bisa ditebak, seumpama nilai akhir siswa pada seluruh proses pembelajaran hanya 50 ditambah tes akhir maka nilai tersebut tetap harus dikatrol untuk memenuhi KKTP pada kreteria tertentu semisal baik.
2. Ada Istilah "Tidak Ada Siswa Yang Tidak Naik Kelas"
Saya masih ingat ketika SD sampai SMA dulu dimana ada kawan saya yang tidak naik kelas atau tidak lulus ujian nasional sehingga harus mengulang kelas atau ujian.