Hari ini banyak guru bahkan siswa di sekolah kami yang latah mengatakan bullying, bullying, bullying baik ketika menasehati siswa atau saat siswa melaporkan kejadian yang dialaminya.
Oleh karena itu saya tertarik menuliskan bullying agar kita memahami bullying bukan sekedar karena "latah" namun memahaminya secara arti maupun bentuknya.
Bullying atau perundungan merupakan tindakan atau prilaku agresif yang dilakukan oleh sekelompok orang atau sendiri dengan tujuan untuk menyakiti seseorang (individu) dan dilakukan secara berulang. .
Berikut bentuk bullying atau perundungan yang perlu kita ketahui, sehingga ketika terjadi di sekolah guru maupun siswa dapat sesegera mungkin mengidentifikasinya.
1. Bullying Verbal
Verbal (kata-kata) merupakan bullying atau perundungan yang dilakukan dengan mengucapkan suatu kata-kata yang tidak pantas atau sopan (mengejek), tendensius, mengolok-olok atau menggoda kepada seorang individu sehingga menghadirkan rasa takut, tidak nyaman, merasa bersalah, minder atau cemas.
Bullying verbal dalam konteks kejadian di sekolah sering dilakukan siswa dengan memangil nama siswa dengan nama sebutan "cipluk", "hantu" atau "jelek", mengolok-olok kekurangan yang terdapat pada siswa atau memanggil nama siswa dengan nama orangtua yang membuat siswa tidak senang.
2. Bullying Fisik
Bila bullying verbal dilakukan seseorang dengan menggunakan "kata-kata" bullying fisik dilakukan dengan melakukan kontak fisik atau adegan fisik dari pelaku kepada korban.
Hal itu bisa dilakukan seperti dengan menendang, memukul, meludah, mendorong, atau aktfitas lain yang dapat melukai korban secara fisik sehingga terdapt luka, memar atau rasa takut karena adanya tekanan dari pihak lain.
Bullying fisik di sekolah sering dilakukan siswa ketika terjadi perkelahian antar siswa atau intimindasi yang dilakukan oleh siswa yang dibarengi dengan pemukulan atau penendangan kepada korban.
3. Cyber Bullying
Berbeda dengan kedua jedis bullying di atas, cyber bullying terjadi di dunia maya untuk merundung, mengucilkan atau melukai seseorang sehingga dapat merusak kesehatan mental korbannya.
Tempat cyber bullying dilakukan di media sosial seperti facebook, istagram, X atau melalui onlain chatting seperti whatsapp, telegram atau forum onlain dengan mengirimkan gambar, teks atau pesan yang ditujukan kepada korban.
Pada konteks siswa di sekolah, cyber bullying terjadi ketika siswa membagikan informasi yang tidak sesuai terkait teman atau siswa lainnya baik dalam bentuk gambar, teks atau pesan melalui media sosial (facebook, istagram atau X) yang bisa diakses oleh banyak orang.
4. Bullying Relasional
Bullying Relasional adalah bullying yang tidak mudah dideteksi karena dilakukan secara tidak langsung oleh pelaku dan lama kelamaan dapan menimbulkan citra yang buruk bagi korban.
Pelaku melakukan bullying Relasional secara sistematis sehingga korban mengalami pelemahan harga diri karena adanya penghindaran, pengecualian, pengabaian, atau pengucilan dari orang-orang terdekatnya.
Hal itu bisanya dilakukan pelaku (siswa) dengan menyebarkan gosip atau rumor tentang hal yang tidak benar kepada siswa lainnya atau mengumbar kekurangan seseorang tanpa diketahui sehingga siswa lain memiliki persepsi buruk terhadap korban.
Bullying atau perundungan memiliki efek traumatis yang mengakar pada diri korban dan sulit dihilangkan bila tidak didampingi oleh pihak lain.
Traumatis tersebut dapat berbeda-beda pada setiap korban seperti mengakibatkan kecemasan, depresi, kacau, gangguan, melukai diri hingga mengakhiri hidup atau bunuh diri.
Oleh karena itu pemahaman yang baik tentang bullying, bentuk dan dampak yang ditimbulkannya perlu diketahui oleh semua warga sekolah (guru, staff dan siswa) sehingga menjadi semangat dalam memberantas bullying utamanya di lingkungan sekolah.
Pahami bullying, Stop bullying di Sekolah, stop kekerasan oleh siswa.
Bangka Selatan, 18 Oktober 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H