Bullying fisik di sekolah sering dilakukan siswa ketika terjadi perkelahian antar siswa atau intimindasi yang dilakukan oleh siswa yang dibarengi dengan pemukulan atau penendangan kepada korban.
3. Cyber Bullying
Berbeda dengan kedua jedis bullying di atas, cyber bullying terjadi di dunia maya untuk merundung, mengucilkan atau melukai seseorang sehingga dapat merusak kesehatan mental korbannya.
Tempat cyber bullying dilakukan di media sosial seperti facebook, istagram, X atau melalui onlain chatting seperti whatsapp, telegram atau forum onlain dengan mengirimkan gambar, teks atau pesan yang ditujukan kepada korban.
Pada konteks siswa di sekolah, cyber bullying terjadi ketika siswa membagikan informasi yang tidak sesuai terkait teman atau siswa lainnya baik dalam bentuk gambar, teks atau pesan melalui media sosial (facebook, istagram atau X) yang bisa diakses oleh banyak orang.
4. Bullying Relasional
Bullying Relasional adalah bullying yang tidak mudah dideteksi karena dilakukan secara tidak langsung oleh pelaku dan lama kelamaan dapan menimbulkan citra yang buruk bagi korban.
Pelaku melakukan bullying Relasional secara sistematis sehingga korban mengalami pelemahan harga diri karena adanya penghindaran, pengecualian, pengabaian, atau pengucilan dari orang-orang terdekatnya.
Hal itu bisanya dilakukan pelaku (siswa) dengan menyebarkan gosip atau rumor tentang hal yang tidak benar kepada siswa lainnya atau mengumbar kekurangan seseorang tanpa diketahui sehingga siswa lain memiliki persepsi buruk terhadap korban.
Bullying atau perundungan memiliki efek traumatis yang mengakar pada diri korban dan sulit dihilangkan bila tidak didampingi oleh pihak lain.
Traumatis tersebut dapat berbeda-beda pada setiap korban seperti mengakibatkan kecemasan, depresi, kacau, gangguan, melukai diri hingga mengakhiri hidup atau bunuh diri.