Beberapa hari yang lalu saya membeli karya buku dengan judul Derpana Jejak Langkah Ki Hajar Dewantara dan Folkor Wisata Bangka Selatan.
Kedua buku itu ditulis oleh seorang penulis keren bernama Said Nouval, S.Pd.SD yang pasti profesinya adalah seorang guru dan Toni Pratama seorang ASN Dinas Pariwisata di Kab. Bangka Selatan.
Menurut saya buku yang saya beli tersebut sangat menarik karena mengisahkan pengalaman penulis dalam menyelami dunianya masing-masing.
Derpana Jejak Langkah Ki Hajar Dewantara merupakan buku yang mengulas tentang perjalanan Pak Said Nouval dalam mengarungi kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6.
Sedangkan Folkor Wisata Bangka Selatan ditulis oleh Toni Pratama untuk mengulas tentang mitos dan cerita rakyat terkait terbentuknya berbagai objek wisata di Bangka Selatan. Â
Bila kita mengulas satu persatu isi kedua buku tersebut sangatlah apik dan pastinya menginspirasi kita sebagai pembaca.
Itulah kenapa saya mengapresiasi buku tersebut dengan membelinya, selain untuk menghargai setiap karya juga berharap bisa menambah silaturahmi.
Lalu kenapa harus mengapresiasi buku karya guru dengan membelinya, apa manfaatnya?
1. Menghargai Perjuangan Penulis
Seorang penulis tidak begitu saja menghasilkan sebuah karya atau buku, bahkan membutuhkan waktu yang lama.
Riset, pengamatan atau memeras pengalaman untuk kemudian dituangkan dalam guratan tulisan yang indah dan enak dibaca.
Oleh karena itu, dengan kita membeli karya tersebut ada kebanggaan pada diri penulis dan penghargaan serta apresiasi kita pada setiap proses yang telah penulis lalui.
2. Memotivasi Produktifitas Penulis
Tujuan menulis memang bukan untuk mendapatkan uang, namun jika tulisan itu kita beli untuk mengapresiasinya maka pastilah ada motivasi pada diri penulis untuk lebih produktif dalam menulis.
Karena apa yang ditulisnya dibutuhkan dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca atau orang lain, sehingga membeli adalah salah satu cara untuk memotivasi penulis untuk terus produktif menulis.
3. Menghindari Pembajakan
Ketika kita secara langsung membeli buku pada penulisnya, sudah dapat dipastikan itu bukanlah buku bajakan atau palsu.
Karena langsung mendaptkan testimoni lasngsung dari penulisnya atau bahkan sematan tandatangan sang penulis.
Selain itu juga membiasakan kita untuk tidak hanya mengcopy atau mengandakan buku yang kita dapat tanpa sepengetahuan penulis atau membajak.
4. Menjalin Silaturahmi Serta Menambah Wawasan dan Ilmu
Buku bukan hanya sekedar bacaan, namun adalah itisari dan alur pikiran seorang penulis yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku.
Sehingga ketika kita membeli buku seorang penulis secara langung, akan ada ikatan silaturahmi selain hanya sekedar membeli.
Silaturahmi itulah yang kemudian membuat saya intens dan bisa berkomunikasi dengan para penulis buku tersebut.
Bahkan saya bisa berkonsultasi dengan penulis untuk membahas buku atau seluk beluk buku hingga suatu tulisan bisa terbit menjadi sebuah buku.
 Maka dari itu, dengan adanya apresiasi melalui membeli selain bisa menjalin silaturahmi juga menambah wawasan dan ilmu.
5. Lebih Berkah
Saat kita membeli buku langsung dari penulisnya, ada kohesi antara saya dan penulis serta ada kedekatan dan silaturahmi yang terjalin.
Hal itu kemudian membuat buku yang kita beli memiliki arti lebih sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi kita yang pada muaranya dapat menghadirkan keberkahan.
Mari kita mulai mengapresiasi buku karya guru dengan cara membelinya dan stop pembajakan buku untuk hindarkan Indonesia dari krisis ISBN.Â
Bangka Selatan, 11 Agustus 2023. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H