Sekolah melalui wali kelas biasanya membuat paguyuban yang terdiri dari guru (utamanaya wali kelas) dengan orangtua.
Hal itu dilakukan dengan membuat grup whatsapp yang bisa memberikan komunikasi cepat dengan orangtua terkait kegiatan-kegiatan yang akan dilangsungkan oleh siswa di sekolah.
Bahkan dengan adanya paguyban, orangtua akan lebih update informasi terkait hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa di sekolah sehingga orangtua bisa mengingatkan kegiatan itu pada anaknya ketika di rumah.
3. Melibatkan Orangtua Dalam Kegiatan di Sekolah
Selain membuat paguyuban, kita juga bisa mengajak orangtua untuk berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah seperti medisain tata ruang kelas bagi siswa SD atau mengajak orangtua bergotong-royong dalam kegiatan sekolah.
Dengan melibatkan orangtua dalam kegiatan sekolah, orangtua akan merasa memiliki sekolah sehingga pada akhirnya bisa memahami kondisi sekolah dan memacu anaknya (siswa) untuk aktif dalam kegiatan di sekolah.
4. Menjadikan Orangtua Mitra Dalam Pembelajaran Siswa
Ketika masa penerimaan raport atau hasil belajar, seyogyanya guru tidak hanya memberikan hasil belajar namun juga melakukan diskusi dengan orangtua terkait dengan kemajuan dan hal-hal yang harus diperbaiki oleh siswa (anak).
Hal itu berarti memberikan kepercayaan kepada orangtua untuk juga memperhatikan kondisi siswa (anak) sehingga orangtua mampu menjadi mitra sekolah dalam pembelajaran siswa (anak) di rumah.
5. Saling Berbagi Tanggungjawab Antara Sekolah dan Orangtua
Seperti yang saya tulis di awal, bahwa sekolah tak mungkin bisa mendidik siswanya (anak) secara sendiri namun harus ada peran orangtua.