Namun media sosial bisa berlaku berbeda, orang jahat bisa menjadi seperti malaikan atau malaikat bisa menjadi kesetanan.
Karena di media sosial, semua orang bisa menulis dan menanyangkan apapun sehingga kita bisa menampilkan yang sebaliknya dari diri kita.
Oleh karena itu, kita harus jeli untuk melakukan penilaian, bukan hanya dicek dari media sosialnya saja tanpa melihat sisi manusianya atau hanya melihat sisi manusianya tanpa mengecek media sosialnya.
Kedua-duanya harus dicek secara menyeluruh sehingga kita bisa benar-benar mendapatkan informasi yang valid dan benar dari seseorang, terlebih di era digital seperti saat ini.
Jangan juga terjadi kebobolan seperti yang terjadi di Surabaya, dimana seorang dokter gadungan bernama Susanto bisa melenggang mulus bekerja di sebuah klinik dan tanpa ketahuan selama 2 tahun.
Ternyata dokter gadungan tersebut menggunakan identitas seorang dokter lain yang dicarinya melalui media sosial lalu mengedit foto dokter tersebut menjadi fotonya yang kemudian dikirimkan secara online ke pihak klinik yang membuka lamaran pekerjaan.
Kemudian dengan menggunakan dokumen fiktif yang dibuatnya, dokter gadungan tersebut bisa diterima di rumah sakit yang dilamarnya karena pada sesi wawancara yang dilakukan secara daring dokter gadungan tersebut dinyatakan lulus.
Bagaimana menurut anda?, Salam Background Check Medsos.
Media sosial dan realitas sosial, beda-beda tipis, Harus Jeli.
Bangka Selatan, 13 September 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H