Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Razia Cukur Rambut di Sekolah, Ganti Saja dengan Coaching Pasti Beres!

10 September 2023   19:53 Diperbarui: 12 September 2023   14:11 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cukur Rambut. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Selama ini dalam kaitan pendisplinan siswa di sekolah pasti pernah mendengar kalimat razia cukur rambut, razia potong rambut atau razia rambut.

Hal itu biasa dilakukan karena memang disetiap sekolah memiliki aturan tentang panjang rambut atau warna rambut yang berbeda-beda dan harus siswa taati, namun umumnya sama.

Beberapa hari ini istilah razia cukur rambut menjadi viral di media sosial dan bahkan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti, apa urgensi cukur rambut?, apa korelasi cukur rambut degan kecerdasan? atau di era merdeka belajar seperti saat ini masih aja mengurusi cukur rambut?.

Menurut saya sendiri, yang menjadikan hal itu viral bukan soal razia cukur rambutnya, namun cara yang dilakukan saat melakukan cukur rambut, ada yang hanya dipotong sedikit, di kurangi atau bahkan diplontos.

Jika cukur rambutnya seperti yang dilakukan oleh tukang cukur di salon rambut, mungkin tidak akan menjadi viral yang negatif, bahkan orangtua akan senang saat melihat anaknya pulang sekolah.

Variasi cara itulah yang menurut saya menimbulkan polemik dan perdebatan tentang urgensi razia cukur rambut ketika dilakukan oleh guru di sekolah.  

Sebagai seorang guru memang hal itu sering terjadi, bahkan disalah satu sekolah di daerah kami ada orangtua yang mendatangi sekolah dengan membawa parang, karena rambut anaknya dipotong oleh guru.

Atau ketika salah satu guru memotong rambut siswa di sekolah dan kemudian orangtua protes melalui whatsapp wali murid  dan anak yang kemudian dipindahkan oleh orangtuanya gara-gara rambutnya dipotong oleh guru.

Hal semacam itu sering terjadi di lingkungan sekolah karena diyakini dengan melakukan pendisiplinan dengan cara razia potong rambut bisa membuat siswa  jera dan tidak mengulangi masalah terkait aturan rambut di sekolah.

Namun kenyataannya, setiap dilakukan razia cukur rambut di sekolah selalu ada siswa yang terjaring dan harus dicukur atau dipotong rambutnya, bukan satu atau dua orang siswa, tetapi banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun