Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebagai Negara Maritim, Indonesia Patut Khawatir Atas Pembuangan Limbah Nuklir Fukusima

29 Agustus 2023   20:25 Diperbarui: 2 September 2023   08:57 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan Tiruan Yang Terkontaminasi Akibat Pelepasan Limbah Nuklir Fukusima Pada Ujuk Rasa Di Korea Selatan. Sumber: AP/Lee Jin-Man via Kompas.com

Air limbah nuklir Fukusima Daiichi yang setara dengan 540 kolam renang olimpiade atau 1,3 juta metrik ton akan dibuang secara bertahap ke Samudra Pasifik pada kamis (24/08/2023).

Pada tahap awal, otoritas Jepang akan melepaskan air limbah nuklir sebanyak 7.800 meter kubik atau setara dengan tiga kolam renang olimpiade selama 17 hari dan diperkirakan akan memakan waktu 30 tahun untuk melepasakan semua air limbah nuklir yang ada.

Langkah itu menyusul laporan pengawas nuklir PBB, International Atomic Energy Agency (IAEA) yang mendukung rencana otororitas Jepang untuk membuang Air limbah nuklir Fukusima Daiichi ke Samudra Pasifik.

Hal itu dikarenakan otoritas Jepang mengklaim bahwa kadar air limbah nuklir Fukusima yang akan dibuang ke Samudra Pasifik telah mengalami beberapa pemrosesan.

Pemrosesan itu dilakukan dengan menghilangkan isotop yang berbahaya karena dapat menimbulkan resiko bagi ekologi/ekosistem laut dan manusia.

Kendati begitu, otoritas Jepang mengakui bahwa tidak semua isotop negatif dapat dinetaralkan utamanya tritium yang sangat sulit dipisahkan dari air karena merupakan isotop hidrogen.

Bahkan, untuk mengurangi kadar tritium yang terdapat pada limbah nuklir Fukusima tersebut, Jepang melakukan beberapa pemrosesan lanjutan sehingga tritium tersebut dapat diencerkan dan kadarnya jauh dari ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal itu juga dipertegas oleh kepala badan IAEA Rafael Grossi yang menyatakan bahwa "dampak radiologis yang dapat diabaikan oleh manusia dan lingkungan" pada proses pembuangan limbah nuklir Fukusima tersebut seperti yang dimuat bbc.com pada (26/08/2023).

Respon Negara-Negara Di Dunia

Kendati begitu, apa yang dilakukan otoritas Jepang dengan membuang limbah nuklir Fukusima ke Samudra Pasifik banyak mendapat kecaman dari dunia internasional.

Hal itu karena Jepang dianggap memaksakan kehendak sehingga dapat mengganggu pasokan bahan laut serta merusak ekosistem laut dunia.

Bahkan negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, Australia, Rusia, Taiwan dan Malaysia mulai menghentikan dan melakukan pembatasan produk laut Jepang setelah pelepasan limbah nuklir Fukusima ke Samudra Pasifik.

Pernyataan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Seperti yang saya baca pada portal cnnindonesia.com yang dimuat pada (25/08/2023), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa sangat kecil dampak limbah nuklir Fukusima yang dibuang ke Samudra Pasifik mencemari laut Indonesia.

Hal itu karena arus laut Fukusima akan lebih mengarah ke timur yang berarti menuju ke arah Amerika Serikat atau benua Amerika kendati ke arah selatan atau menuju ke laut Indonesia.

Bahkan jikapun menuju ke Laut Indonesia, kadar tritium yang terdapat pada limbah nuklir Fukusima tersebut tinggal setengahnya (karena adanya waktu paruh tritium) yang kemudian membuat kadar tritium tersebut dapat diabaikan untuk mengancam ekosistem dan manusia.

Sebagai Negara Maritim Indonesia Patut Khawatir

Indonesia merupakan salah satu negara maritim dunia karena terletak dipersilangan dua samudra besar yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Letak tersebut selain menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi laut yang besar juga merupakan negara dengan ancaman paling serius terkait pembuangan limbah nuklir Fukusima ke Samudra Pasifik.

Hal itu terjadi karena bisa saja sewaktu-waktu limbah nuklir Fukusima yang dibuang ke Samudra Pasifik dapat menjangkau perairan Indonesia sehingga dapat menjadi masalah bukan hanya pada ekosistem laut namun juga pada manusianya.

Terlebih adanya akumulasi isotop negatif (tritium) berbahaya yang secara bertahap (30 tahun) akan mencamari lautan, sehingga secara perlahan mengkotaminasi biota laut yang ada di Samudra Pasifik termasuk laut Indonesia dan dunia.

Selain itu, sebagai negara maritim Indonesia patut khawatir karena masih melakukan impor garam dari negara-negara yang secara langsung atau tidak langsung terkonkesi dengan Samudra Pasifik (Australia dan Tiongkok) sehingga perlu dilakukan pengetatan produk dari negara-negara tersebut.

Pandangan Kita Sebagai Masyarakat Indonesia

Oleh karena itu, apa yang dinyatakan BRIN juga bisa menjadi kehati-hatian bagi Indonesia terkait pembuangan limbah nuklir Fukusima ke Samudra Pasifik.

Sehingga Indonesia selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi utamnya pada pergerakan arus laut dan migrasi ikan atau biota laut dari tempat pembuangan limbah nuklir Fukusima tersebut agar sedini mungkin dapat menanggulangi dampaknya. 

Salam Indonesia Lestari, Salam Netralisis limbah nuklir Fukusima.

Bangka Selatan, 29 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun