Beberapa hari yang lalu anak saya menyodorkan sebuah daftar buku yang bisa dibeli dalam bazar buku yang akan dilakukan di sekolahnya.
Daftar buku itu disodorkan kepada orantua agar orangtua dapat memilihkan buku yang akan dibeli anak dalam bazar tersebut.
Setelah saya melihat-lihat daftar buku yang dijual, saya bertanya kepada sang anak "ingin membeli yang mana", secara sepontan anak saya mengatakan ingin membeli buku "pantun dan pribahasa".
Lalu saya contreng pilihan anak saya tadi dan saya tambahkan satu pilihan yaitu atlas Indonesia, kemudian saya berikan uang pas kepada anak saya sesuai harga buku yang akan dibeli.
Namun saat pulang yang dibeli berbeda, bukan pantun dan atlas Indonesia, namun membeli pantun dan buku berjudul "surga dan neraka".
Hal itu kemudian membuat saya bertanya kepada anak saya "kenapa membeli buku surga dan neraka?" jawabnya tegas "penasaran".
Namun atas pilihanya, buku itu memang dibaca, bahkan di bawa kerumah kakek-neneknya untuk sekedar memberikan pertanyaan kepada keduanya tentang pantun teka-teki yang ada dalam buku tersebut.
 Pada malamnya, saya diminta membacakan buku surga dan neraka tadi sebagai pengantar anak saya tidur.
Hal itu membuat saya tersadar bahwa sebagai orangtua kita tidak bisa memaksakan anak untuk menyukai buku tertentu.
Namun biarkan anak menemukan buku yang disukainya, sehingga anak mau membaca dan mempelajarinya.