Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teatrikal Perjuangan: Cara Mengajarkan Arti Kemerdekaan Bagi Siswa di Sekolah

22 Agustus 2023   18:45 Diperbarui: 23 Agustus 2023   07:50 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad merdeka"

(Ir. Soekarno)

Kemerdekaan adalah kunci sebuah bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri secara bebas tanpa belenggu dan tekanan dari siapapun.

Oleh karena itu, ketika Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, hal itu disambut suka-cita oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Namun tak lama setelah peristiwa proklamasi tersebut, terjadi suatu peristiwa yang menguncang kemerdekaan Indonesia yang baru seumur jagung.

Peristiwa itu terjadi pada 19 Desember 1948 dan dikenang oleh sejarah dengan istilah "agresi militer Belanda II" atau Operasi Gagak (dalam bahasa Belanda di kenal dengan Operatie Kraai).

Agresi militer Belanda II mengakibatkan Ibukota negara yang kala itu berada di Yogyakarta jatuh serta pemimpin tertinggi bangsa seperti Ir. Soerkarno, Moh. Hatta, Sultan Sjahrir dan kawan-kawannya ditangkap oleh Belanda.

Bahkan Agresi Militer Belanda II juga memaksa pemerintah Indonesia untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia di di Bukittingi, Sumatra Barat yang dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara.

Setelah peristiwa tersebut, kemudian para pemimpin negara di asingkan oleh Belanda, Ir. Soekarno, Sultan Sjahrir dan K.H Agus Salim diasingkan ke Berastagi dan Parapat Sumatra Utara.

Drs. Moh Hatta, Mr. Assat dan MR. AG. Pringgodigdo diasingkan di Bukit Menumbing atau saat ini berada di Mentok, Kabupatan Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun