Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nurtanio dan Habibie: Api Semangat Kebangkitan Teknologi bagi Milenial Indonesia

15 Agustus 2023   11:16 Diperbarui: 18 Agustus 2023   09:58 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Pesawat Si Kumbang Yang dirancang dan dibuat oleh Nurtanio saat ini. Sumber: https://www.kompas.id/

Namun jauh sebelum tahun 1950, Nurtanio pernah membuat pesawat layang Zogling NWG-1 yang menjadi pesawat nasional pertama karena perancangan dan bahannya berasal dari dalam negri.

Atas keberhasilan tersebut pada tahun 1948 Nurtanio menjadi delegasi Indonesia yang dikirim ke Filipina untuk melanjutkan pendidikan di FEATI (Far Eastern Aero Technical).

Dari pendidikan tersebur Nurtanio berhasil membuat peswat terbang bermotor pertama di Indonesia yang diberi nama Wiweko Experimental Lightplane (WEL).

Tidak sebatas itu, produktifitas Nurtanio terus berlanjut dimana pada tahun 1955, Nurtanio bersama tim dapat membuat pesawat anti grilya pertama di Indonesia dengan sigle engine dengan nama Si Kumbang.

Penampakan Pesawat Si Kumbang Yang dirancang dan dibuat oleh Nurtanio saat ini. Sumber: https://www.kompas.id/
Penampakan Pesawat Si Kumbang Yang dirancang dan dibuat oleh Nurtanio saat ini. Sumber: https://www.kompas.id/

Setelah itu Nurtanio membuat pesawat Belalang dan Kunang yang digunakan sebagai pesawat latih calon penerbang AURI dan kegiatan olahraga.

Selain pesawat, produktifitas Nurtanio juga merambah pada protetipe Helikopter yang diberi nama Kolentang serta pesawat pertanian bernama Gelatik.

Namun kebangkitan teknologi Indonesia pertama tersebut harus berhenti, hal itu dikarenakan Nurtanio Pringgoadisuryo pada 21 Maret 1966 mengalami kecelakaan pesawat di Klara Condong, Bandung. 

Atas jasa-jasanya, Nurtanio Pringgoadisuryo kemudian dianugrahi  sembilan bintang jasa karena pengabdiannya kepada bangsa dan negara bahkan namanya juga disematkan sebagai salah satu nama universitas di Bandung, yaitu Universitas Nurtanio.

Selain itu, nama Nurtanio Pringgoadisuryo juga pernah disematkan menjadi nama industri kedirgantaraan Indonesia, yaitu Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) atau hari ini PT. Dirgantara Indonesia.

Hari ini kedua tokoh tersebut telah berpulang dan meninggalkan api semangat kebangkitan teknologi bagi generasi hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun