Siapa yang tau hari esok?, Senang, susah, bahagia, mlarat, kaya, kere atau beruntung?.
Tak ada yang tau, semua orang menjalani apa yang dijalani seperti menempuh ujung yang penuh kerahasiaan.
Siapa sangka yang kemarin dianggap lelucon oleh timnya karena ingin melakukan sesuatu dengan "internet", hari ini tercatat sebagai pemilik Alibaba Group, Ya dia adalah Jack Ma.
Jack Ma memberi tahu kita betapa kekuatan memprediksi masa depan bisa dilakukan dengan kunci ketekunan dan pantang menyerah dengan apa yang kita miliki.
Begitujuga dengan hidup yang kita jalani, kita harus mampu menangkap peluang dan memaksimakan potensi yang kita miliki untuk bisa menjangkau masa depan yang akan kita lalui.
Tak terkecuali dalam menentukan sebuah pekerjaan yang ingin kita tekuni.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu pekerjaan yang selalu diingin-inginkan atau idaman oleh para lulusan sarjana di Indonesia.
Lihat saja, satu formasi ASN yang dibuka, bisa direbutkan ratusan hingga ribuan pelamar yang ingin mengisi formasi tersebut.
Setelah jadi ASN, lalu apa ?.
Ketika seseorang telah mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang jelas dan tak telat datang ketika awal bulan, kadang mengubah gaya hidup seseorang.
Oleh karena itu agar tak terjebak dalam gaya hidup yang menjurus pada flexing, maka dalam kaitan pengelolaan gaya hidup haruslah mampu memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan.
Jangan hanya menjadi pelaku konsumerisme dan menjalani hidup seolah hari ini saja sehingga melupakan hari esok, oleh karena itu penting bagi ASN menerapkan gaya hidup frugal living.
Frugal living adalah gaya hidup hemat yang diterapkan seseorang untuk menabung lebih banyak uang dan irit terhadap pengeluaran namun bukan "pelit".
Ada juga yang mengartikan frugal living sebagai cara untuk fokus pada prioritas keuangan dan sadar pengeluaran.
Dengan kata lain frugal living adalah sebuah gaya hidup yang dilakukan seseorang untuk menjangkau masa yang akan datang, terlebih dalam dunia yang diliputi ketidakpastian baik dari sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan, maka frugal living bisa saja diterapkan.
Lalu bagaimana seorang ASN dapat menerapkan gaya hidup frugal living?.
1. Cerdas Berhutang
Berhutang adalah hal lumrah bagi ASN baik dengan jaminan SK atau lainnya, namun jika utang tersebut dilakukan untuk membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif dan sepenuhnya tidak kita butuhkan bisa dipastikan utang tersebut dapat membatasi kemampaun finansial dan menjadi beban bagi kita, olehkarena itu maka kita harus memiliki sikap cerdas berhutang agar berhutang dapat menumbuhkan hal produktif yang akan kita lakukan.Â
 2.  Jangan mengikuti gaya
Jangan mengikuti suatu gaya yang sifatnya sementara atau sedang booming seperti baju, gadget atau HP terbaru, mobil, sepeda, tanaman atau peliharaan yang meningkatkan minat konsumerisme kita, maka lebih baik kita membeli barang yang tahan lama dan berkualitas baik daripada membeli barang karena mengikuti gaya.
3. Menyisihkan beberapa persen dari gaji
Langkah ini diambil dengan menyisihkan uang dari gaji yang kita dapat untuk masa depan, sehingga setiap persen dari gaji kita dapat menjadi tabungan dan investasi, bahkan aktifitas itu mampu membangun financial freedom dari waktu ke waktu.
4. Membeli yang dibutuhkan bukan diinginkan
Kadang kita tergoda membeli barang yang tidak terlalu kita butuhkan namun hanya karena keinginan sesaat tanpa memikirkan kegunaanya untuk apa (kegunaan jangka panjang barang) atau impulsive buying, kebiasaan tersebut bila terus dilakukan dapat menyebabkan tabungan kita cepat habis.
5. Membeli karena nilai bukan karena mahalnya harga
Membeli karena nilai bukan berarti membeli barang murahan, namun adalah membeli berdasarkan apa yang akan kita dapatkan dari barang tersebut, sehingga kita bisa memilih barang yang tak harus mahal namun memiliki nilai yang kita perlukan.
6. Tabung sebelum membeli
Setiap kita mendapatkan salary (gaji) maka sebelum membelanjakan kita harus menabung terlebih dahulu sehingga mampu membatasi pengeluaran kita secara berlebihan dan membantu menguatkan tabungan kita.
7. Meningkatkan kemampuan diri
Meningkatkan kemampuan diri dapat diartikan sebagai investasi jangka panjang dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan juga kemandirian atau kesejahteraan sehingga mampu menciptakan bidang usaha baru di masa depan setelah kita pensiun atau sebelum pensiun, bahkan dengan meningkatkan ketrampilan yang kita miliki juga dapat menjadi jalan untuk tidak membayar terhadap suatu hal yang kita kuasai.
Salam ASN, salam frugal living, Salam hidup sederhana terencana bukan salam "pelit".
Bangka Selatan, 27 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H