Burung terbang karena punya?
Sebuah pertanyaan Teka Teki Silang yang Saya lontarkan kepada siswa di siang hari tadi.
Sayap, Badan, hening sejenak lalu muncul cletukan "tangan", disambut gelak tawa teman-temanya, hahaha hihihi, masak tangan, hahaha.
Memecah keheningan dan kebosan pembelajaran di jam terakhir.
"Nyerah?", "ayo fikirkan". Hahaha sambil Saya tertawa lepas.
"Apa hayo jawab", "ayo berfikir secara out the book".
Oke bapak bantu, burung bisa terbang karena punya .... B A K A T.
Setelah jawaban itu Saya lontarkan, suasana kelas menjadi riuh dan penuh semangat.
"Oke", "mau lagi?".
"Mau", jawab siswa.
Burung terbang?
Jawab siswa sepontan "melayang", te tot, sembari tangan membentuk simbol silang yang mengisaratkan bahwa jawaban siswa salah.
"Wah..tidak mudah ferguso", siswa menimpali.
"Ayo", "berfikir secara out the book", "jangan datar", hehehe.
Hmmm..."nyerah lagi?". Oke, burung terbang, S E M A U N Y A.
Gelak tawa siswa menyambut jawaban itu.
Pembelajaran di jam terakhir adalah momok bagi guru, karena tenaga siswa telah terkuras dan otak sudah lelah dengan berbagai materi yang dipelajari se dari pagi tadi.
Pikiran siswa hanya satu, ingin pulang dan pulang.
Olehkarena itu seorang guru harus pandai mengelola materi dan aksi ketika mendapatkan jam terakhir dalam pembelajarannya.
Jangan sampai hanya membuat siswa tambah lelah dan lelah sehingga semangat siswa dalam belajar menjadi kurang dan lesu yang berakibat pada suasana pembelajaran yang membosankan.
"Pembelajaran jam terakhir menyenangkan"
Olehkarena itu sebelum memulai pembelajaran pada jam terakhir, guru harus melakukan brainstroming baik dalam bentuk game atau icebreaking sehingga dapat memicu semangat siswa kembali.
Selain itu, pada jam terakhir pembelajaran jangan terlalu banyak menyampaikan materi, namun lebih kepada poin-poin materi yang disajikan dalam bentuk audio visual (video) singkat dan menarik.
Durasi video yang memuat materi paling panjang 1 -1,5 menit sehingga sebelum siswa bosan, poin materi telah tersampaiakan kepada siswa.
Pembelajaran berkelompok dengan kegiatan praktek juga bisa menjadi solusi mengatasi kebosanan pada jam terakhir, seperti membuat poster, mading atau pamflet terkait materi yang di bahas.
Pembelajaran di luar kelas dengan konteks sesuai dengan materi yang diajarkan juga dapat dilakukan, seperti mengakses lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar.
Game juga bisa menjadi solusi, dengan menggunakan wordwall kita mengemas pembelajaran kedalam bentuk game seperti mencocokan, menjodohkan, mengisi teka-teki silang yang dibuat dalam format kelompok tim.
Debat juga bisa menajdi solusi dalam memecah kebosanan di jam terakhir, siswa dibagi menjadi tim pro dan kontra dengan memberikan topik masalah yang akan didiskusikan.
Jam terakhir memang menjadi tantangan besar bagi guru dalam mengemas pembelajaran sehingga siswa memiliki semangat dan gairah kembali dalam belajar.
Namun dengan cara-cara yang kreatif yang disajikan oleh guru dalam mengemas materi, jam terakhir dapat menjadi menyenangkan dan mampu membangkitkan nalar kritis siswa.
Salam guru menyenangkan.Â
Bangka Selatan, 26 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H