sekolah swasta tepatnya di sekolah Muhammadiyah.
Dulu ketika masih mengabdi di sebuahSaya merasa tidak ada yang berminat mendaftar ke sekolah Muhammadiyah tersebut kecuali sudah mentok.
Maksudnya adalah, bila sudah tidak ada pilihan lain maka sekolah Muhammadiyah tersebut menjadi alternatif terakhir.
Pada waktu itu tahun 2015, sekolah Muhammadiyah itu hanya terdiri dari 4 kelas yang muridnya tak lebih dari 100 siswa.
Kelas 1 hanya berisi 40 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas dengan isi 20 siswa per kelas.
Kelas 2 berisi 30 siswa dan kelas tiga berisi 15 orang siswa jika ditotal hanya 85 orang siswa.
Bahkan saya masih ingat, saat kelas 3 mengikuti ujian nasional harus menginduk di sekolah negri terdekat.
Tak hanya itu, kepala sekolah harus meminta tolong, agar guru mau mengajar dan sangat jarang guru mau melamar kecuali alumnus.
Maka ketika pertama kali saya mendaftar di sekolah tersebut pada tahun 2015, langsung diterima.
Baru beberapa bulan setelah itu Saya baru tahun hal-hal seperti itu dari kepala sekolah, setelah beliau bercerita.
Namun saat ini, sekolah yang dulu adalah buangan (alternatif terakhir) sekarang menjadi pilihan.
Bahkan jumlah kelasnya sudah mencapai 19 kelas dari kelas 10 sampai 12.
Dengan jumlah siswa yang sudah mencapai 600 lebih dan guru muda yang sangat bersemangat dan penuh motivasi.
Kondisi yang bisa dibilang wah, ditengah Kabupaten yang baru berumur 20 tahun.
Prestasinya pun tak lagi kelas kabupaten namun sudah di tingkat nasional.
Bahkan saat ini sudah menjadi kompetitor sekolah-sekolah negri di lingkunganya.
Tak hanya itu, saat ini sekolah Muhammadiyah itu juga menjadi sekolah pilihan bagi orangtua dan siswa yang akan mendaftar.
Lalu apa yang membuat sekolah swasta tak sepi peminat?.
1. Menawarkan program khusus
Sekolah swasta dimanapun berada pasti memiliki program khusus, semisal di sekolah Muhammadiyah tadi, memiliki progam khusus 7 sunnah harian Rasullullah S.A.W dimana siswa ketika di sekolah dibiasakan berwudu, sholat duha, berzikir, mengaji, sholat berjamaah, sedekah dan sholat malam (khusus sholat malam dilakulan ketika mabit) atau juga hafalan Qur'an serta program unggulan lainnya.
2. Motivasi kerja yang tinggi
Biasanya di sekolah swasta bayak dihuni guru-guru muda yang memiliki motivasi kerja yang tinggi atau all out dalam bekerja dan tidak hitung-hitungan sehingga berpengaruh dalam memberi pendidikan bagi peserta didik dengan penuh dedikasi dan maksimal.
3. Kegiatan pengembangan kompetensi guru yang terencana
Sekolah swasta selalu memilki pengembangan kompetensi para guru-gurunya, sehingga selalu updete tentang metode atau strategi dalam belajar dalam rangka mengembangkan kegiatan belajar guru di kelas.
4. Memiliki kegiatan pengembangan diri siswa yang bervariasi
Sekolah swasta memiliki bayak pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat peserta didik, sehingga kemampuan peseeta didik bisa berkembang dan terasah.
5. Penguatan perestasi guru dan siswa
Selain pengembangan diri, sekolah swasta juga fokus pada penguatan presatasi guru dan siswa dengan mendatangkan baik mentor atau trainer yang kompeten sehingga bisa mengeluarkan potensi guru dan siswa yang sesungguhnya, bahkan dalam kegiatan-kegiatan perlombaan guru dan siswa tidak pernah absen untuk berpartisipasi di dalamnya.Â
6. Tes Potensi Minat Bakat Peserta Didik
Sekolah swasta memiliki intusi untuk mengembangkan bakat dan potensi peserta didiknya dengan beragam cara, salah satunya adalah dengan tes diagnosis yang dilakulan dengan menggandeng ahli, hal itu merupakan bentuk perhatian untuk menemukenali bakat dan potensi atau kecendrungan siswa dalam belajar, sehingga guru bisa mengembangkannya dengan tepat.
7. Sarana prasaran lengkap
Sekolah swasta selalu berpacu pada mutu, sehingga salah satu fokus pengembangannya adalah sarana dan prasaran yang mendukung potensi dan bakat peserta didik seperti, leb seni, leb IPA, lab komputer, Perpustakan dan lainnya.
Keunggulan yang ditawarkan oleh sekolah swasta tersebut membuat sekolah swasta tak sepi peminat kendati mahal.
Setuju atau tidak?, tulis di kolom komentar ya bapak-ibu. Terimaaksih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H