Ketika rehat di kebun, seorang tetangga kebun mendekat dan ikut duduk bersama di bawah pondok.
Sambil menghisap rokok beliua berkata, "bisa untuk pensiun ini Pak Agus sawitnya".
Saya hanya mengaminkan atas ucapan beliau, masih lama untuk pensiun, setidaknya bila berkaca pada data dapodik masih 2052 nanti. Amin
Hobi berkebun itu muncul ketika covid 19 kemarin, ketika kegiatan belajar dari rumah.
Kadang di hari sabtu atau minggu iseng-iseng membersihkan kebun, lama-lama jadi keterusan hingga saat ini.
Maklum, tinggal jauh dari kota, terlebih desa trasmigrasi, kami akrab dengan hal-hal yang berbau mengolah tanah.
Itu seperti menjadi kewajiban kedua bila kita memiliki pekerjaan yang tetap, sebagai pengisi di hari libur.
Terlebih disini hanya lima hari kerja, sehingga waktu yang luang bisa kita manfaatkan untuk kegiatan lainnya.
Memang tidak pernah berfikir sampai sejauh itu, apalagi ke arah itu, pokoknya nanam saja, soal hasil serahkan kepada sang pencipta.
Namun juga tidak ada salahnya, dalam pribahasa dikata "siapa yang menabur pasti menuai, siapa yang menanam pasti memanen".
Jadi bila kita bisa memanen yang baik-baik kenapa tidak. Benar kan?