Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Manfaat PLTS Atap bagi Kehidupan "Mbah Setu" di Kebun Sawit

7 Juli 2023   17:28 Diperbarui: 15 Juli 2023   12:40 2816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTS Atap Yang Dipasang Di Pondok Kebun (Sumber: bumienergisurya.com)

Sebut saja Mbah Setu, salah satu orang yang tinggal di kebun saudara kami.

Perawakanya kecil, rambutnya hitam keputihan dengan badan tak terlampau tinggi, pas untuk ukuran orang Indonesia.

Mbah Setu memang sudah memutuskan untuk tinggal di kebun yang kanan - kirinya masih dihuni hutan dan perkebunan sawit.

Beliau memang sebatangkara, tak lagi punya keluarga. Dulu sebelum memutuskan tinggal di kebun, beliau memiliki sebuah rumah sederhana di desa, namun rumah itu kini telah rubuh.

Karena dekat dengan keluarga kami dan kami memiliki pondok, akhirnya beliau lngin menetap di kebun. Aktifitas keseharian Mbah Setu adalah merumput, memelihara kambing,  membersihkan kebun dan sebagai pekerja serabutan.

Kegiatan itu dijalani Mbah Setu setiap hari dengan rasa iklas dan penuh kesyukuran. Setiap beberapa minggu sekali juga sering pergi ke desa untuk sekedar membeli kebutuhan untuk memasak, mencuci dan mandi.

Setiap ke kebun dan bila waktu pulang tak terlalu sore, biasanya selalu mampir untuk sekedar mengobrol.

Memang pondok yang ditempati Mbah Setu sangat sederhana, tak ada kompor untuk memasak kecuali tungku dengan bahan bakar kayu.

Oh iya, beberapa hari sekali Mbah Setu selalu mencari kayu  bakar sebagai alat untuk memasak beliau. Lalu untuk kebutuhan listrik? Memang listrik belum masuk ke area kebun yang ditempati Mbah Setu.

Hal itu karena letak kebun yang ditempati Mbah Setu jauh dari pemukiman dan masih semi hutan sehingga akses litstrik belum bisa masuk.

Maka Mbah Setu bila malam tiba sering menggunak sentir (lampu minyak) untuk menerangi sekitar tempat tidurnya.

Namun beberapa tahun terakhir keluarga kami membelikan beliau PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atap.

Manfaat PLTS atap bagi Mbah Setu.

PLTS atap itu saat ini digunakan Mbah Setu untuk menghidupkan lampu 5 watt, mencas HP dan lampu blor (sorot).

Dengan adanya PLTS atap tersebut, Mbah Setu tak lagi khawatir sentir mati di malam hari (tidur tanpa penerangan). Karena dengan PLTS atap tersebut dapat menghidupkan lampu di pondok yang beliau tempati.

Terlebih dengan adanya PLTS atap itu, Mbah Setu lebih mudah dihubungi karena baterai HP yang beliau miliki selalu terisi, Ya, walaupun tinggal di kebun tanpa listrik namun sinyal HP sudah bisa masuk.

Selain itu Mbah Setu juga bisa mendengarkan musik dan pagelaran wayang melalui format MP3 pada Hpnya. 

Perawatan PLTS atap yang dilakukan Mbah Setu.

Kami sering mengingatkan Mbah Setu untuk melakukan pembersihan berkala PLTS atap tersebut.

Terutama bila sudah kotor, dengan menggunakan kain lembut yang kami belikan serta mengecek kabel dan terminal.

Selain itu, kami juga mengingatkan Mbah Setu untuk mengecek kondisi baterai dan inverter, bila ada masalah diminta segera menguhubungi keluarga kami.

Catatan:
PLTS atau dikenal sebaga Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan suatu alat yang mampu mengubah energi cahaya menjadi listrik dengan menyimpan energinya dalam sebuah baterai melalui efek photovoltaic.

Indonesia sebagai daerah dengan iklim tropis dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sangat potensial dalam penggunaan PLTS atap, karena wilayah Indonesia hampir mendapat pencahayaan matahari sepanjang tahun.

PLTS atap juga dapat digunakan sebagai sumber listrik alternatif sebagi penyedia listrik madiri dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun