Kendaraan berlalalu lalang, mesin-mesin menderu, orang-orang berseliweean dan diantara meja ke meja tak terdengar orang berkisah apa.
Aku masih duduk termenung dan sesekali membaca kabar berita sambil menunggu seorang kawan datang.
Sepertinya tak ada yang peduli dengan kehadiranku, semua tenggelam dengan kelakar dan diskusi mereka sendiri.
Sambil ditemani kopi, rokok dan cemilan pengganjal perut yang tak pernah mengenyangkan perut.
Sesekali ingin ku panggil pelayan, namun canggung, sepertinya mereka juga sibuk melayani pesanan.
Toh kawan kami juga belum datang, sehingga menunggu saja sambil menikmati suasana yang semakin riuh.
Cukin, orang-orang menyebut warung kopi itu, tak mewah-mewah amat, namun pas, pas ditengah-tengah jantung kota.
Tak lama kawan datang, kemudian bersalaman dan kami mulai memesan.
Kopi capucino hangat pesan kawan, sedang Aku segelas "jus alpukat". Hehe
Jus alpukat?.
Di warung kopi pesan jus alpukat?, ledek kawan dengan tawa terkekeh lagi. Hehe haha