Di relung hati yang kian sunyi tanpa senyuman
Menawarkan sebaris kenangan yang terlupakan
Menemani waktu mengukir jejak di lorong-lorong kehidupan
Meninggalkan kisah yang tenggelam dalam bayangan
Seulas senyum, entah darimana asalnya perlahan menghampiri
Muncul di benak, lambat menghilang dalam kabut memori
Serpihan waktu yang pudar mengawal kenangan yang telah mati suri
Seperti lukisan yang tergantung di dinding kesunyian dan menyisakan nyeri
Mungkin itu suara tawa di taman berbunga,
Atau tatapan mata yang dulu penuh makna.
Seperti daun kering yang terbawa angin tanpa kata
Menari-nari ke negeri mimpi, tanpa kita sadari keadaannya
Lagu yang dulu pernah kita nyanyikan bersama,
Kini hanya bergetar dalam keheningan malam tanpa aroma
Seperti melodi yang pudar dan berlalu dengan percuma
Tertimbun oleh debu waktu yang tak terbendung selaksa kian terkesima
Namun, di sudut hati yang terlalu lama mati
Mungkin masih ada serpihan kenangan yang berbisik lirih penuh arti
Mengingatkan kita pada detik-detik indah yang terlewat tanpa simpati
Kenangan yang terlupakan, seakan ingin dihidupkan kembali selaksa teman sejati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H