Denting jam yang perlahan menghiasi sunyinya waktu
Seakan menghentikan detak jantung dalam kungkungan bisu
Riuhnya suasana mengalirkan sendu yang kian membiru
Menawanku dalam rasa yang terendap semakin pilu
Â
Menatap bayangmu dari balik jendela
Menyisakan resah yang kian menyesakkan dada
Ketika rindu yang tercipta tak lagi menjadi candu yang nyata
Hanya menghadirkan sebongkah luka yang kian berpendar lara
Â
Aku hanya sebentuk titik dalam cerita
Tak mampu menjadi koma yang menyuguhkan banyak rasa
Apalagi menawarkan indahnya pelangi dalam sebentuk tanda petik
Atau menyisakan sepenggal mentari yang menjadi penerang dalam tanya
Â
Aku hanya sepotong hati dalam fatamorgana
Adaku sering kali kau anggap seakan tak pernah ada
Aku hanya sebutir debu yang menghiasi cakrawala
Yang kian menghablur dalam selasar rasa yang tanpa cela