Mohon tunggu...
Nur Laili Rahmawati
Nur Laili Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru / Penulis

build your world by writing, then you will find miracles

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepucuk Rindu yang Membalut Malam

9 Desember 2022   22:31 Diperbarui: 9 Desember 2022   23:05 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika bumi semakin terlelap dalam dekapan malam

Ditemani cahaya rembulan yang berpendar diantara sela sedaunan

Seiring tarian sang bayu menambah dingin berselimut kelam

Hingga celoteh mesra burung hantu di puncak dahan

Aku masih terjaga seiring putaran waktu

Mengenang sebentuk rindu yang kian tercipta dalam semu

Hadirnya bayanganmu tak mampu menghapus dahagaku

Ataupun sekedar menjadi bintang dimalam yang kian bisu

Lukisan memori yang menari di pelupuk mataku

Kian menghablurkan fatamogana yang menawarkan bayanganmu

Sementara itu suara denting jam yang bercerita diantara sunyinya malam

Seakan menyadarkanku bahwa hadirmu hanya menjadikanku tempat persinggahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun