Janur kuning yang menjadi penghias halaman rumahmu
Rangkaian bunga tertata rapi menjadi pelengkap penjemput tamu
Riuhnya tawa yang tercipta di selasar waktu seakan menjadi saksi bisu
Ketika diriku hanya mampu menyimpan sendu dan sepucuk rindu tentang adamu
Aku terdiam menatap pelaminan yang biru
Memandangmu bersanding dengannya sungguh aku tak mampu
Meski hanya sekedar berharap apa yang ada didepanku hanyalah semu
Karena aku begitu takut untuk kehilanganmu
Takdir yang kini seolah berkata lain
Janur kuning yang semakin sombong seakan memacu adrenalin
Hingga serasa jantungku berhenti berdetak dikala kau sematkan sebuah cincin
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!