Denting jam yang kembali terulang di pagi yang sendu
Menghadirkan sebongkah rindu yang menyeruak di kalbu
Bersandar aku dalam memori masa lalu
Yang terus menari-nari di pelupuk mataku
Â
Aku terdiam dalam bisu dan kerinduan
Mengenang dirimu yang kini hanya tinggal angan
Meski kini bayangmu telah lama menghilang
Tapi hadirmu masih selalu menghadang
Â
Aku tanpamu seperti langit yang tak berawan
Indah tapi terasa kosong dan hampa karena telah menguap menjadi kenangan
Aku tanpamu laksana pantai yang tak berombak
Tenang dan meninggalkan kesepian yang semakin mencekam dan beriak
Â
Pernah kulabuhkan hatiku di dermaga hatimu
Mengukir sketsa direlung kalbu
Menghias langit hatimu dengan warna Pelangi
Selaksa menabur sejuta bunga yang penuh wangi
Â
Dan kini
Disudut hati aku terdiam sepi
Mengenang dirimu yang telah kuanggap mati
Dan sebait doa selalu terangkai tanpa henti
Terucap lirih menghiasi cawan hati
Karena hadirmu hanya menyakiti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI