Mohon tunggu...
Nuii Nurhasanah
Nuii Nurhasanah Mohon Tunggu... -

hanya menuangkan isi hati, dan inspirasi jiwa :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji #part1

28 April 2012   17:00 Diperbarui: 6 Juli 2015   05:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

heii, kamu! iya kamu!

Gadis  menghampiri pemuda yang dipanggilnya dengan berlari kecil..

Terbersit kegelisahan di wajah pemuda itu yang coba ia sembunyikan dengan senyum kaku yang  terkesan dipaksakan. Pemuda itu bernama Randi, kekasih hatinya Gadis. Mereka sama-sama masih duduk di kelas 2 SMA. setiap hari yang dilalui Gadis terasa indah karena ada Randi disampingnya. walaupu Randi tidak satukelas dengan Gadis, namun setiap jam istirahat mereka kadang menghabiskan waktu bersama. Dan saat pelajaran selesai, mereka pun pulang bersama.

Randi: a a a a ada a apa? #gugup dan bercucuran keringat

Gadis: ada apa? bukankah kau ada janji denganku, apa kau lupa?

Randi: iya maaf, aku buru-buru.

Gadis: sudahlah, bisakah kita peergi sekarang? aku lapar (gadis memegangi perutnya dan bergelayut manja di tangan randi)

Randi: ah iya, tapi aku...

sebelum sempat melanjutkan kalimatnya Gadis sudah menarik tangan Randi dan pemuda itu tak bisa berbuat apa-apa.

(di kantin)
Gadis: mau makan apa?

Randi: (...)

Gadis: aku tau kok, pasti bakso tahu kesukaanmu kan? sebentar yah

Gadis beranjak dari tempat duduknya sambil tersenyum manis pada Randi, namun Randi terlihat begitu gelisah.. Wajahnya yang teduh tak bisa menyembunyikan kegelisahannya, namun sayang Gadis yang saat ini sangat dicintai Randi itu belum menyadari sikap Randi yang hari ini begitu aneh ..

Gadis pun kembali, Randi tetap terdiam.. Dan akhirnya Gadis baru menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kekasihnya itu tapi ia tak tau apa.. yang Ia tau kekasih hatinya bersikap tak seperti biasanya..

Gadis: ada apa denganmu?

Randi tetap membisu dengan sikapnya yang semakin dingin.

Gadis: ada yang salah denganku? bicaralah! tidak seperti biasanya kau begini.. *gasis mulai gelisah*

Randi: aku , aku

Gadis: apa? katakan!

Randi: aku tak tau harus memulainya dari mana. Aku bingung Dis.

Gadis: aku tidak mengerti. *Gadis merasakan sesuatu yang bergejolak dalam hatinya*

Randi: aku ingin bicara sesuatu, tapi kau janji tidak akan marah. *Randi meraih tangan Gadis yang saat itu terasa dingin*

#jleb, Gadis kaget dan melepaskan genggaman tangan Randi#

Gadis : maksudmu?

Randi: kau harus berjanji dulu tidk akan marah, sedih, apa lagi menangis.

Gadis: *diam*

Randi: Gadisss *menatap kekasih yang dicintainya dengan lembut namun lirih*

Gadis: he'em *mengangguk*

*Randi: besok aku harus pergi, ayahku jadi pindah kerja ke Surabaya.

Gadis: lalu ?

Randi: aku dan keluarga akan turut bersama ayahku.

Gadis: bagaimana dengan sekolahmu? dan dan aku? *dengan sekuat tenaga Gadis  menahan air matanya agar tak terjatuh*

Randi: aku akan pindah sekolah dan..

Gadis: dan hubungan kita? *Gadis mencoba menahan emosi agar tetap tenang*

Randi: dan aku rasa kita tidak mungkin bisa bersama, lagi.

Airmata Gadis pun tiba-tiba meleleh begitu saja, tanpa berkata lagi Randi berlalu meninggalkan Gadis yang masih terpaku dengan sejuta pertanyaaan yang masih belum terjawab oleh kekasihnya itu. Tanpa menoleh Randi berlalu, berjalan jauh, jauh, dan semakin jauh. Gadis shock, dia hanya menatap punggung pemuda yang sangat ia cinta dan sekarang sudah tak menjadi kekasihnya lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun