Seringkali kita merasa bahwa hubungan kita dengan pasangan cenderung masuk ke ranah kesalahpahaman, padahal ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal semacam inilah yang membuat hubungan kita dengan pasangan merenggang.Â
Ternyata, Komunikasi Efektif juga sangat diperlukan pada pasangan kita dan tidak hanya direlasi profesional saja. Selain memperhatikan kalimatnya, kita perlu juga untuk memperhatikan timing, intonasi, serta bahasa tubuh diri kita sendiri pada pasangan. Meski sangat memerlukan waktu yang banyak, selama pasangan saling mengerti dan mau untuk belajar pasti prosesnya akan jauh lebih mudah.
Komunikasi itu ada seninya
Berdasarkan buku berjudul "Bicara Itu Ada Seninya" yang di tulis oleh Spesialis Komunikasi Oh Soo Hyang. Sudah tahukah anda? bahwa komunikasi itu memiliki seni didalamnya. Dalam buku tersebut, penulis menyatakan bahwa komunikasi juga merupakan seni dan sama pentingnya dengan memberikan kesan pertama yang baik melalui penampilan. Karena meskipun Anda diberkati dengan kemampuan berbicara, tidak semua percakapan akan berjalan sesuai keinginan Anda.
Salah satu prinsip Komunikasi yang sudah jelas bersifat Irreversible, membuat kita harus menjaga dan mengasah setiap kalimat yang ingin kita keluarkan pada orang lain. Sebab efeknya yang tidak bisa kita tiadakan, meskipun kita sudah meralat dan memperbaiki kalimat yang sudah terlanjur kita ucapkan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk memperbaiki serta mengolah bahasa yang ingin kita ucapkan pada orang lain.
Komunikasi Efektif Pada Pasangan
Komunikasi Efektif juga sangat kita perlukan didalam hubungan percintaan kita. Ketika kita ingin pasangan mengerti apa yang kita inginkan dan rasakan. Maka kitapun harus bisa menyampaikannya dengan baik pada pasangan kita, karena dengan begitu setidaknya kita bisa menghindari kesalahpahaman satu sama lain. Lalu, bagaimana sih komunikasi efektif pada pasangan kita? begini penjelasannya.Â
1. Daripada sibuk mengkritik pasangan, cobalah untuk menemukan solusinya bersama
Tidak semua orang mampu menerima kritik yang kita berikan, oleh karenanya mari hindari kritik terhadap pasangan kita sendiri dan coba untuk menemukan solusinya bersama-sama.
Hindari : "Kamu gak pernah berubah!"
Lebih Baik :Â "Mungkin ini berat buat kamu, tapi aku yakin selama kamu mau untuk berubah menjadi lebih baik, aku akan percaya setiap prosesnya."
2. Fokuslah pada perasaan dan emosiÂ
Dengan kita berfokus pada perasaan dan emosi kita, dan tidak menyalahkan serta menyudutkan pasangan kita. Itu bisa menjadi kunci agar pasangan kita lebih mengerti apa yang sedang kita rasakan.
Hindari : "Kamu selalu bikin aku marah dan selalu buat aku kecewa!"
Lebih Baik :Â "Aku merasa sakit setiap hal ini terjadi, boleh kita cari solusinya bersama-sama?"
3. Menggunakan kalimat "aku" dibanding "kamu"
Kata-kata yang menyudutkan pasangan justru hanya menyakiti pasangan dan bukan membuat pasangan mengerti apa yang kita sampaikan. Kalimat "kamu" cenderung lebih sering membangkitkan perasaan menyangkal dibandingkan menerima. Karena kalimat itu memberikan kesan menyalahkan dan menyudutkan. Meskipun kita tau pasangan kita membuat kesalahan, tapi kesan menyalahkan dan menyudutkan sangat perlu untuk dihindari.Â
Hindari : "Kamu ngga pernah mengalah dan mendengarkan aku!"
Lebih Baik : "Aku merasa sedih saat tidak didengarkan ketika menyampaikan perasaanku, apa kita bisa mengobrol dan sedikit mengalah padaku?"
4. Memberikan bahasa tubuh yang positif
Dengan kita menunjukan bahasa tubuh yang terbuka pada pasangan kita, membuat pasangan kita tidak ragu untuk mengutarakan isi hatinya. Jika kita menunjukan sikap yang dingin dan menolak, justru akan membuat pasangan kita ragu untuk berbicara. Ekspresi wajah juga sangat penting, karena ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang terbuka menunjukan bahwa kita siap dan terbuka untuk mendengarkan pasangan kita sendiri.
5. Hindari kalimat yang menyerang
Menggunakan kalimat yang menyerang justru membuat potensi untuk bertengkar, maka dari itu lebih baik kita hindari pada pasangan kita sendiri.
Hindari : "Selalu saja kamu yang membuat kesalahan dihubungan ini!"
Lebih Baik : "Kita berdua manusia biasa, aku dan kamu juga bisa salah. Tapi bagaimana kita bisa belajar dan tumbuh bersama-sama dari hal ini?"
6. Perbanyak apresiasi dibandingkan dengan kritik
Dengan mengapresi pasangan kita, setidaknya bisa membuatnya lebih semangat lagi untuk berproses bersama. Jika kita selalu berfokus pada kritik, itu membuat pasangan kita selalu merasa tidak pernah bisa menjadi apa yang kita mau. Hal itu akan berdampak pada pasangan kita, lalu berujung menjadi sikap yang perlahan menunjukan rasa ingin menyerah pada hubungan.
Hindari : "Kamu selalu aja begitu, gak pernah berubah, gak pernah luangin waktu buat aku!"
Lebih Baik : "Aku tau kamu lelah dengan kegiatanmu, dan aku sangat mengapresiasi kamu yang sudah berusaha keras untuk masa depanmu, bagaimana kalau kamu sejenak beristirahat dan bertemu denganku diwaktu kamu longgar dengan kegiatanmu?"
7. Menyampaikan apa yang diinginkan, dan menghindari gengsi
Ego dan gengsi yang tinggi justru malah merugikan diri kita sendiri, bahkan bisa berdampak pada hubungan kamu dengan pasangan. Karena sekali lagi, pasangan kita adalah manusia biasa. Tidak akan tahu apa yang benar-benar kita inginkan jika tidak kita sampaikan.Â
Hindari :Â "Kamu tuh seharusnya tau apa yang aku inginkan!"
Lebih baik : "Aku butuh waktumu untuk berbicara sebentar saja denganku, boleh luangkan waktu sebentar?"
8. Menghindari kalimat generalisasi
Kalimat generalisasi pada pasangan perlu untuk kita hindari, sebab kalimat ini membuat kita seolah menyerang dan menyimpulkan sesuatu pada pasangan kita sendiri.Â
Hindari : "Kamu gak pernah mau ngalah dan keras kepala, selalu saja aku udah ngomong ini itu, tapi tetep kamu lakuin!"
Lebih Baik : "Ada beberapa saat aku merasa kesulitan untuk merasa dimengerti oleh kamu, boleh kan kita mencari cara agar kita lebih baik dalam memahami satu sama lain?"
Komunikasi yang efektif pada pasangan sejatinya tergantung pada kemauan dari masing-masing individu untuk berkembang dan tumbuh bersama. Jika pasangan kita justru tidak mau untuk berproses, itu berarti pasangan kita tidak mau untuk berubah menjadi lebih baik dan mempertahankan komitmen yang sudah dijalin. Komunikasi yang baik pun tidak akan berlaku jika tidak dibarengi dengan pengertian yang baik. Sebagai catatan, tulisan diatas mungkin tidak bisa diterapkan pada semua hubungan. Karena hubungan itu unik dan bisa berbeda di masing-masing pasangan. Oleh sebab itu, ambilah yang memang diperlukan, dan tinggalkan yang memang tidak sesuai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H