Ternyata Malim menganggap sekolah itu tidak penting. Malim memilih mencari uang setiap hari, menunggui kapal, memancing, hingga Malim kelelahan dan tenggelam saat melambai pada penumpang. Berkat pertolongan teman-temannya yang setia dan tak pernah meninggalkan, Malim akhirnya mau kembali ke sekolah.
Buku yang sangat menginspirasi dan menyentuh para pembaca, cerita yang dikemas dengan sangat  menarik, cocok dibaca untuk semua kalangan. Dengan keunikan karakter tokoh-tokohnya, Tere Liye mencoba menjawab pertanyaan yang biasa dilontarkan anak-anak, mengapa sekolah itu penting, mengapa rezeki setiap orang berbeda-beda.
Di antara kesibukan dan keterbatasan fasilitas, warga Kampung Manowa selalu salat berjamaah di masjid, anak-anak rutin mengaji selepas magrib di rumah Guru Rudi. Pembaca dapat terbawa suasana dalam cerita, keluarga yang kompak, kehidupan yang sederhana, persahabatan yang setia, juga kerukunan warga kampung.
Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami anak-anak yang membacanya. Buku ini sangat memberi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Diresensi Nuha Hanifah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H