Mohon tunggu...
Nuha Hanifah
Nuha Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hallo!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alienasi

26 September 2019   22:49 Diperbarui: 26 September 2019   23:00 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terima kasih telah hadir bagai kartika, meski lindap binarnya. Menjadikan niraksaraku bagai ranah, tak tersisa. Sekejap berubah seolah mahir berkata-kata.

Entah sampai berapa lama kita tetap mengungkung senyum. Selustrum? Atau jangan-jangan semilenium? Kita seharusnya diberi kehormatan karena kampiun meninggi gengsi. Mengapa kita bisa bebal begini?

Kita hanya sedang menjerat apa yang tak kasat. Kita hanya sedang mengikis apa yang sebetulnya telah habis. Kita hanya sedang mengusir paksa sesuatu yang telah mengangkasa.

Namun tak apa,
biarkan kita menjadi dua yang keras kepala,
jauh bagai lunar dan bentala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun