Mohon tunggu...
Nugroho Saputro
Nugroho Saputro Mohon Tunggu... -

Kuli partikelir. Tukang foto dan Belajar menulis untuk mengasah pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pertaruhan Kredibilitas Tempo dalam Investigasi Dana Pengembang kepada Teman Ahok

22 Juni 2016   10:15 Diperbarui: 22 Juni 2016   11:53 5520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua pasti sudah tahu bahwa akhir-akhir ini pihak Tempo banyak berseteru dengan pihak pendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pangkal mula perseteruan ini adalah ketika Tempo mengangkat Ahok sebagai cover story dalam isu kasus reklamasi teluk Jakarta. Pada salah satu edisi bulan Mei 2016 itu, Ahok keempat kalinya menjadi cover story dari Majalah Tempo dalam empat bulan berturut-turut. Dan puncaknya terjadi hari ini dimana Tempo kembali menjadikan Ahok sebagai Cover Story ke enam kalinya yang mungkin bisa dibilang rekor dalam sejarah tempo dimana ada tokoh yang setiap bulannya menjadi cover story dari salah satu edisi Majalah Tempo.

Di edisi terbarunya, majalah Tempo mengangkat judul “Duit Reklamasi Untuk Teman-Teman Ahok”. Edisi ini sangat dalam menguliti bagaimana aliran dana dari pengembang proyek reklamasi teluk Jakarta mengalir menuju organisasi Teman Ahok yang melalui Staf Pribadi Ahok serta Cyrus Network. Cukup menarik untuk kita perhatikan bahwa apa yang diberitakan Tempo ini sebuah fakta investigatif atau hanya sebuah lemparan isu untuk menekan salah satu pihak?

Memang menarik untuk membahas konflik yang terjadi antara Tempo dengan Ahok ini. Awalnya Tempo cukup dekat dengan Ahok bila dilihat dari pemberitaannya yang banyak mengangkat sisi positif Ahok. Namun sejak beberapa edisi terakhir Tempo berubah 180 derajat dengan bisa dibilang mengangkat berita yang menyudutkan dan terkesan menyerang Ahok. Dari sisi Tempo ini adalah sebuah tugas jurnalistik dimana Tempo tidak pernah berdiri di sisi Ahok atau bersebrangan, tapi wajib untuk mewartakan fakta dari hasil investigasi yang mereka dapatkan.

Kembali ke edisi majalah Tempo yang terbaru dimana Tempo mengangkat hasil investigasi mengenai aliran dana dari pengembang reklamasi menuju ke Teman Ahok. Tempo dalam bahasannya membuat alur bahwa arus dana dari pengembang reklamasi masuk ke Teman Ahok melalui Sunny yang merupakan Staf Pribadi Ahok lalu diserahkan kepada Hasan Nasbi yang adalah CEO dari Cyrus Network, lalu dari Hasan menjadi sebuah sumbangan perseorangan kepada Teman Ahok. Total dana yang mengalir diperkirakan hingga 30 M. Selain membahas aliran dana tersebut, Tempo juga memberitakan bahwa Cyrus Network membelikan Sunny sebuah mobil Honda CRV yang dibeli dari Honda Simatupang dan dibeli atas nama salah satu staff Cyrus Network bernama Erika.

Tidak perlu kita membedah dan ikut menginvestigasi apa yang diberitakan oleh Tempo karena di majalahnya Tempo sudah sangat lengkap membuat sebuah cerita yang meyakinkan bahwa ada aliran dana senilai 30M masuk ke Teman Ahok dan Cyrus Network. Tapi disini kita akan mencoba membahas apakah berita investigasi yang diangkat Tempo ini kredibel atau hanya sekedar lemparan isu agar Ahok kompromi bersama Tempo seperti isu yang dilayangkan oleh pihak-pihak yang tersudut oleh pemberitaan ini?

Pertama, mari kita cari tahu tanggapan dari pihak-pihak yang terkait namanya dalam pemberitaan ini. Baik Hasan Nasbi maupun Sunny sama-sama memberikan tanggapan bahwa pemberitaan ini tidak benar serta gossip belaka. Bahkan secara pribadi Hasan mengungkapkan akan segera melakukan tuntutan kepada Tempo. Begitupun dengan Ariesman Wijaya, yang saat ini menjadi tersangka di KPK akibat kasus suap reklamasi tidak memberikan konfirmasi mengiyakan mengenai isu ini.

Yang kedua, kita akan coba bahas mengenai narasumber berita. Mungkin ini yang bisa dibilang agak sedikit membingungkan. Tempo menjadikan eks Direktur Cyrus Network yang bernama Andreas Bertoni sebagai narasumber karena disinyalir Andreas lah yang membuat proposal pengajuan pembentukan Teman Ahok dan ikut dalam pencarian dana untuk mendanai projek tersebut. Namun penggunaan Andreas Bertoni sebagai narasumber pada pemberitaan kali ini sedikit kurang kredibel karena ternyata setelah ditelusuri rekam jejak Andreas yang memang dipecat dari Cyrus karena melarikan dana perusahaan. Ini pun terjadi bukan hanya di Cyrus tapi di beberapa perusahaan sebelumnya yang mempekerjakan Andreas sudah ada referensi tersebut. Disamping juga posisi Andreas yang sekarang sebagai salah satu tim di kubu calon lawan Ahok di Pilkada Jakarta 2017.

Masih mengenai narasumber yang digunakan, Tempo pada salah satu tulisannya mengungkap bahwa Andreas menceritakan semua alur cerita aliran dana pengembang reklamasi kepada Teman Ahok pada saat diperiksa oleh tim KPK di salah satu café di bilangan SCBD. Pada saat itu Andreas bersedia untuk diperiksa oleh tim KPK mengenai aliran dana ini. Tapi kejanggalannya adalah dalam rangka apa ada jurnalis Tempo pada pemeriksaan tersebut. Apakah jurnalis Tempo sekaligus juga penyelidik KPK? Ataukah saking dekatnya pertemanan pemeriksaan tersebut boleh diliput oleh Jurnalis Tempo. Sudah sering kita tahu bahwa Tempo selalu memiliki teman dekat di KPK, dimana sering sekali Tempo menjadikan orang dalam KPK sebagai narasumber yang tidak dituliskan.

Yang terakhir yang paling pasti orang awam pun semua menyadari, dari keseluruhan pemberitaan ini tidak ada satupun bukti mengenai aliran dana tersebut. Apakah melalui rekening dan alirannya seperti apa, atau seperti pada penulisannya dengan menggunakan uang cash dan sempat difoto oleh Andreas namun fotonya pun tidak ada. Dan yang paling janggal adalah mengenai mobil yang dibeli di Honda Simatupang. Kalau kita semua menyadari, Honda Simatupang itu tidak ada.

Tulisan saya ini hanya sebuah tulisan analisis kasar seorang awam yang mencoba memahami sebuah pemberitaan. Dimana kita tahu saat ini kita tidak bisa menelan mentah-mentah sebuah berita yang diterbitkan. Tapi kita sebagai pembaca harus bisa lebih smart untuk menganalisis dan menilai apakah berita ini pantas untuk kita terima atau tidak. Dan analisis-analisis diatas adalah analisis yang bisa dilakukan semua pihak dan tentu saja orang awam bermodal koneksi internet.

Tentu kita juga berharap bahwa media masih tetap menjaga independensinya dan bergerak memberitakan sebuah fakta yang memang dibutuhkan bagi publik. Bukan hanya membuat berita yang akan menguntungkan media tersebut atau sebagian pihak saja. Apalagi untuk Tempo yang telah memiliki nama besar serta kepercayaan dari publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun