Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Book

Menjelajahi Misteri Perbatasan, Antologi Karya Pegiat Literasi Batu Ruyud Writing Camp

4 Maret 2024   21:27 Diperbarui: 4 Maret 2024   21:41 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana menarasikan gerakan literasi yang dimulai dari Batu Ruyud, sebuah tempat eksotis di Krayan, Kalimantan Utara. Gerakan Batu Ruyud Writing Camp 2022 merupakan sebuah gerakan yang dicita-citakan untuk mempengaruhi para pelaku literasi di Borneo dan Nusantara. Oleh sebab itulah, pada 28 Oktober 2022 dikukuhkan tekad yang kuat di antara mereka untuk memulai gerakan Batu Ruyud Writing Camp secara perdana tersebut.

Cerita kebangkitan Literasi bersatu dengan cerita keindahan alam Krayan, keramahan manusia Lundayeh dan tentu saja tentang transportasi di kawasan Perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang terkesan hanya bisa dijangkau oleh kaum elit saja. Sebab semua hal dilayani dengan pesawat perintis dinarasikan dalam buku tersebut.

Buku ini menjadi penting untuk menarasikan bagaimana literasi itu dianggap penting untuk digerakkan, mengapa Krayan yang notabene adalah kawasan perbatasan dipilih  menjadi inspirasi untuk mendeklarasikan sebuah kebangkitan yang dinamakan Literasi.

Banyak yang bilang bahwa konsep writing camp atau festival penulis, atau pameran buku, atau acara literasi lainnya, yang relatif baru di jagat industri penulisan Indonesia. Ya, bahkan bukan tidak mungkin hingga dunia. 

Jika berbicara tentang literasi, BRWC bukan hanya menjadi sebuah acara on the spot belaka selama 10 hari, tetapi menjadi sebuah lembaga pengembangan literasi yang bekerja sepanjang tahun hingga BRWC berikutnya. Ada aspek berkelanjutan (sustainability) dari program ini, melalui kegiatan evaluatif tadi, sehingga setiap tahun kita semua dapat melihat sejauh mana kemajuan yang kita capai, atau dalam hal apa kita masih harus berbenah.

Jadi tugas para panitia dan mentor tidak hanya selesai di Batu Ruyud. Tidak lantas selesai tugas untuk membuat artikel atau buku mengenai kondisi alam dan sosial kemasyarakatan Krayan Tengah.

Semoga dengan lahirnya buku antologi ini dapat menjadi bekal atau modal untuk menyatukan asa bersama untuk kemajuan bangsa melalui tulisan dan karya lainnya. Semoga kelak karya ini akan abadi hingga ratusan bahkan ribuan tahun ke depan sebagai jejak literasi yang menyemangati generasi penerus bangsa nantinya. Amin

Selanjutnya buat yang ingin mengulik bagaimana isi cerita secara utuh, detil dan runut tentang kondisi alam dan peradaban manusia Krayan beserta kondisi pendidikan, ekonomi dan sosial budayanya, rekan-rekan Kompasianer bisa membeli dan membaca sendiri buku antologi Menjelajahi Misteri Perbatasan supaya dapat menangkap informasi apa saja yang disajikan dengan lebih mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun