Bagai ilmu padi semakin berisi semakin merunduk. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan. Mengutip peribahasa dari filsuf dalam bahasa Latin, Verba Volant Scripta Manent yang bermakna "Ikatlah Ilmu Pengetahuan dengan Menuliskannya". Satu dari sekian banyak kutipan yang tertuang pada buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, sebuah karya antologi dari Dr. Yansen TP, M. Si., dkk. kiranya dapat menjadi inspirasi para pembaca untuk menghidupkan literasi di berbagai lini.
Buku ini merupakan antologi buah karya para pegiat literasi yang lahir dari sebuah inisiatif gerakan yang diberi nama Batu Ruyud Writing Camp di Krayan, Kalimantan Utara pada tahun 2022 yang digagas dan disusun oleh Pak Yansen TP, Kang Pepih Nugraha, Mas Dodi Mawardi dan Bang Masri Sareb Putra di bawah naungan penerbit PT. Sinar Bagawan Khatulistiwa.
Akhirnya setelah 2 tahun berselang pada Jum'at, 1 Maret 2024 yang lalu, buku antologi ini secara resmi diluncurkan kepada khalayak luas dalam suasana yang sejuk dan menyatu dengan alam di salah satu sekolah dengan kurikulum yang berbeda dari sekolah formal pada umumnya yaitu Sekolah Alam Cikeas.
 Acara peluncuran dihadiri oleh keluarga, teman dan relasi para penulis, rekan-rekan Kompasianer, para siswa SD hingga SMA SAC, orang tua wali para siswa SD yang kebetulan sedang berlalu lalang dan sejumlah pemerhati dunia literasi.
Rangkaian peluncuran buku Antologi "Menjelajahi Misteri Perbatasan" masuk dalam agenda pekan acara Indonesia Green Book Festival pada 26 Februari - 2 Maret 2024 dengan mengambil tema Gerakan Konservasi Alam Melalui Narasi dan Literasi yang sedang dilaksanakan di Sekolah Alam Cikeas, Puri Cikeas, Jawa Barat. Bekerjasama dengan penerbit buku Gramedia dan beberapa sponsor lainnya, acara peluncuran diawali dengan penampilan assembly (persembahan) drama musikal siswa/i SAC.
Profil Kolaborasi Empat Pegiat Literasi
Berangkat dari masalah literasi dan kebangsaan, mereka berempat dijuluki dengan istilah Esplindo atau kepanjangan dari Empat Sekawan Pelopor Literasi Indonesia. Siapa sangka mereka adalah orang-orang dengan latar yang berbeda-beda. Sesuai dengan slogan atau semboyan bangsa kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, akhirnya bisa menyatukan pikir dan rasa dalam dua topik sekaligus yaitu literasi dan kebangsaan.
Pak Yansen T.P adalah seorang birokrat bergelar doktor asli Krayan, daratan tinggi Borneo di perbatasan Indonesia Malaysia di Kalimantan Utara. Uniknya beliau, meski putra daerah yang lahir dan besar di pedalaman terpelosok dan terisolasi namun punya kepedulian tinggi pada bidang literasi dan kebangsaan.