Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebelum Kronis, Lindungi Ginjal dengan Perilaku CERDIK

20 Maret 2020   01:44 Diperbarui: 20 Maret 2020   01:44 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Sobat Healthies,

Mata dunia kini mendadak tertuju pada sebuah virus berbahaya yang dinamakan Covid-19. Hampir di seluruh penjuru negara berkonsentrasi pada penanganan dan pencegahan virus yang lebih hebat dari influenza ini. 

Beberapa negara bahkan telah memberlakukan henti aktivitas di luar ruangan atau lockdown secara parsial dan penuh. Mulai dari 2 pekan hingga satu bulan ke depan. Tujuannya adalah untuk menekan penyebaran penyakit Corona meluas lagi. 

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang benar-benar manjur untuk mengobati penyakit yang menular melalui perantara manusia tersebut. Sampai-sampai tidak fokus ke hal lain. 

Padahal banyak penyakit lain juga tidak kalah pentingnya harus diperhatikan di negara kita.

Parahnya angka kematian tertinggi di tanah air justru disebabkan oleh penyakit tidak menular. Seringkali timbul tanpa gejala atau istilah kerennya adalah pembunuh diam-diam atau silent killer. 

Mungkin kalian atau sebagian dari kamu ada yang mengetahui memasuki bulan Maret ini diperingati sebagai hari penyakit apa? Kita tidak sedang ingin merayakan meningkatnya angka kematian atau banyaknya penderita yang disebabkan oleh penyakit ini lantas ingin memberikan sebuah gambaran dan kepedulian untuk menekan bertambahnya penderita karena kurang menerapkan gaya hidup sehat (healthy lifestyle).

Ya, benar jika ada yang menjawab bulan ketiga setiap tahunnya diperingati sebagai Harinya Ginjal Dunia. Perlu diketahui Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap tahunnya pada Kamis minggu kedua di bulan Maret dan kebetulan tahun ini jatuh pada tanggal 12 Maret 2020. 

Tema nasional di tahun 2020 ini adalah Ginjal Sehat untuk Semua sedangkan tema Hari Ginjal Sedunia dalam skala global adalah "Kidney Health for Everyone Everywhere: from Prevention to Detection on Equitable Access to Care". 

Kurang lebih tujuan keduanya sama yaitu untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan pola hidup sehat dari pencegahan sampai kepada pemerataan layanan kesehatan untuk semua dan dimana saja.

Temu Bloger Kesehatan dengan Dir.P2PTM-dokpri
Temu Bloger Kesehatan dengan Dir.P2PTM-dokpri
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Kemenkes RI dalam rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia tahun ini meliputi melaksanakan sosialisasi dan diseminasi informasi tentang penyakit ginjal kronis melalui berbagai media cetak, elektronik dan media lainnya serta pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang penyakit ginjal kronis. 

Selain itu sosialiasi dilakukan pula dalam pertemuan dengan pemerhati dan para bloger kesehatan pada Kamis lalu (12/3) yang diadakan di Ruang Germas, Gedung Adhyatma di Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jaksel.

Sebagai informasi penyakit ginjal adalah kelainan yang berkenaan organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif dan lain-lain. Penyakit ginjal kronis biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.

Menurut data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME), Global Burden Disease, 2017 penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Total kematian 53,3 juta maka penyakit ginjal menempati urutan ke 12 setelah TB (Tuberculosis) sebesar 1,19 juta. 

Sementara itu penyakit ginjal kronis terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 insiden penyakit ginjal kronis berjumlah 346.641, lalu di tahun 2010 meningkat menjadi 440.750 dan di tahun 2017 sebesar 520.207.

dr. Cut Putri Sehabis, M.H.Kes selaku Direktur P2PTM-dokpri
dr. Cut Putri Sehabis, M.H.Kes selaku Direktur P2PTM-dokpri

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi Gagal Ginjal Kronis berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk berusia 15 tahun ke atas di Indonesia sekitar 739.208 jiwa atau presentase sebesar 0,38%, tertinggi di provinsi Kalimantan Utara (0,64%) dan terendah di provinsi Sulawesi Barat (0,18%). 

Proporsi hemodialisis pada penduduk berusia 15 tahun ke atas dengan gagal ginjal kronis di Indonesia sebesar 19,33%, tertinggi di provinsi DKI Jakarta 38,71% terendah di provinsi Sulawesi Tenggara 1,99%.

Banyak faktor yang menyebabkan gagal ginjal kronis diantaranya meliputi obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus. Pada orang dengan obesitas, organ ginjal harus bekerja lebih berat, menyaring darah lebih banyak daripada normal untuk memenuhi tuntutan metabolik yang meningkat sesuai berat badannya. Peningkatan fungsi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya Penyakit Ginjal Kronis dalam jangka waktu yang lama.

Pada mulanya penyakit ginjal kronis tidak ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui alias silence disease. Tanda dan gejala yang timbul karena penyakit ginjal sangat umum dan dapat ditemukan pada penyakit lain seperti hipertensi, perubahan frekuensi buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin, perasaan mual dan muntah serta bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki. 

Bila ditemukan tanda dan gejala penyakit ginjal, maka yang harus dilakukan adalah kontrol gula darah pada penderita diabetes, kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi, dan pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi ginjal.

Sumber: p2ptm.kemkes.go.id
Sumber: p2ptm.kemkes.go.id

Banyak upaya yang telah dilakukan dalan pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis diantaranya adalah pertama, meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE dalam pengendalian Penyakit Ginjal dengan perilaku "C-E-R-D-I-K" yang merupakan singkatan dari C-Cek Kesehatan secara berkala, E-Enyahkan asap rokok, R-rajin olahraga, D-Diet seimbang, I-Istirahat cukup dan K-Kelola stres.

Kedua, dengan meningkatkan pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis berbasis masyarakat dengan "Self Awareness" melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu PTM. 

Ketiga penguatan pelayanan kesehatan khususnya Penyakit Ginjal Kronis, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti; meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan.

Pola hidup sehat untuk mencegah Penyakit Ginjal sebenarnya sama saja dengan penyakit tidak menular lainnya. Beberapa hal penting yang harus diingat adalah aktivitas fisik teratur, makan makanan sehat (hindari konsumsi gula, garam dan lemak berlebih), kontrol tekanan darah dan gula darah, memonitor berat badan dan mempertahankan berat badan normal serta mencegah obesitas minum air putih minimal 2 liter per hari, tidak mengonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan dan tidak merokok.

Dalam hal ini Kementerian Kesehatan tidak henti-hentinya memberikan himbauan kepada pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis secara menerus. 

Sekaligus mendorong kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.


Salam Germas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun