Sekolah vokasi adalah pendidikan keahlian setara dengan politeknik. Pada dasarnya pendidikan yang lebih berorientasi pada penerapan ilmu. Lulusannya harus berkompeten dan terampil dalam bekerja.Â
Begitu juga dengan para pengajarnya, harus memiliki sertifikasi profesi. Model pembelajaran sekolah vokasi berbeda dengan sistem pendidikan akademik seperti jenjang Sarjana, Magister atau Doktor.Â
Jika pada pendidikan akademik menekankan ilmu pengetahuan, sekolah vokasi menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian yang lebih driven atau terarah. Menurut data Kemenristekdikti, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri dari 1.365 lembaga pendidikan, di antaranya 1.103 akademi kejuruan dan 262 politeknik.
Pada intinya, sekolah vokasi diarahkan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini. Oleh sebab itulah sekitar 70 persen dari isi program pembelajaran merupakan praktik di industri.
Peran pemerintah Indonesia terkait Pendidikan Vokasi
Sebagai tambahan Politeknik Ketenagakerjaan memiliki tiga program studi yaitu; Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi D4 Relasi Industri, dan Program Studi D3 Manajemen Sumber Daya Manusia.
Langkah Kemnaker dalam Memasifikasi Program Vokasi
Sumber daya alam akan cepat habis dieksploitasi belum lagi munculnya ragam problematika terutama lingkungan. Berbeda dengan investasi SDM yang tidak terbatas dan terus bertumbuh dengan dinamis.