Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencari Sugeng di Timur Jakarta

21 September 2018   19:06 Diperbarui: 21 September 2018   19:24 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika mendengar nama Sugeng apa yang terlintas pertama kali di benak kalian? Pastilah tercetus kalimat seperti 'Sugeng Enjang' atau 'Sugeng Siang' yang artinya untuk menyapa Selamat Pagi dan Selamat Siang dalam bahasa Jawa. Ungkapan halus seperti 'Sugeng Dahar' yang berarti Selamat Makan dan 'Sugeng Rawuh' yang mengandung makna Selamat Datang.

Adapula Sugeng Riyadi yang artinya untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun serta masih banyak lagi ungkapan lain yang dibubuhi oleh nama Sugeng. Walau saya lahir di Jakarta namun darah Jawa dari orang tua cukup kental terasa, sehingga saya banyak belajar kosakata bahasa Jawa dari Ayah saya.

Setelah dipelajari menurut saya nama Sugeng itu begitu istimewa, sebab terletak di depan dan memiliki makna yang mendalam. Mirip seperti falsafah orang Jawa, "Sluman Slumun Slamet" atau "Alon-alon Asal Kelakon". Perlahan tapi pasti yang penting Selamat. Begitu pun orang Pasundan yang menyebut nama 'Asep'. Walau dari segi huruf dan penyebutan berbeda tetapi memiliki kemiripan arti yang serupa.

Kalau dahulu penamaan nama seseorang seperti Sugeng, Asep, Agus, Anto atau Budi begitu populer. Beda dengan sekarang nama-nama tersebut sangat jarang terdengar. Mungkin banyak yang mengira nama tersebut tidaklah ngetren atau jadul dan bisa jadi dianggap kuno atau ndeso.

Padahal jika ditarik ke belakang nama Sugeng itu mengandung pengertian luas. Besar harapan selalu diberi keselamatan dunia dan akhirat. Amiin ya rabbal alamiin! Kita sebagai manusia selalu diingatkan untuk lebih berhati-hati dan mawas diri dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, siapa yang mengira jika nama Sugeng tersebut kini malah menjadi sebuah nama tempat usaha atau bisnis makanan dan minuman (F & B)? Wow! Kok bisa? Nama-nama lokal (local names) sekarang ini justru sedang digandrungi.

Sekedar informasi saja percaya atau tidak nama lokal atau Indonesia poenja jadi begitu mudah dicari dalam pencarian kata kunci (keyword) dalam indeks Google. Fakta ini saya peroleh dari hasil diskusi dan pelatihan dalam kelas-kelas optimasi Blog secara SEO (Search Engine Optimation).

Paduan Kearifan Lokal dan Tren Ngopi Saat Ini

Tren Latte Art banyak disukai Millenials (dok. Kopi Sugeng)
Tren Latte Art banyak disukai Millenials (dok. Kopi Sugeng)

Fakta di lapangan mengatakan semua orang di belahan dunia sejak nenek moyang sudah menyukai salah satu jenis minuman yang melegenda yaitu KOPI. Tidak hanya populer di Benua Afrika, Eropa bahkan Amerika saja tapi juga telah membudaya di Benua Asia.

Tak terkecuali di Indonesia, tradisi ngopi sambil berbincang telah eksis dari generasi ke generasi dan berlanjut hingga sekarang di kalangan mudanya yang akrab disebut generasi millenial. Kita sepatutnya berbangga bahwa Indonesia sendiri telah menduduki posisi negara keempat penghasil sekaligus pengekspor Kopi terbesar di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun