Beliau mengakui sangat sulit mendapatkan proyek, sementara biaya operasional terus menyedot dana yang tidak sedikit. Sebelum kebablasan, beliau akhirnya menghentikan bisnis itu, dan sisa uangnya dibelikan rumah di Kuala Lumpur. Tak berhenti di situ cobaan kembali datang menghampiri. Dirinya mengaku tertipu, rumah itu tidak jadi dibangun dengan 1001 macam alasan, uangnya hilang lenyap dalam sekejap. Inilah titik terendah yang dialami dalam hidup Dato. Ayahanda telah tiada dan harta peninggalan habis begitu saja. Sungguh menyedihkan!
Tahun 1982, saat menginjak usia ke 23 tahun, Dato memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan property terkemuka di Kuala Lumpur sebagai Assistant Property Officer dan kerap mengadakan kegiatan sosial. Dalam kegiatan sosial itu, Pak Radzi berkenalan dengan seorang Datuk yang juga tokoh bisnis dan aktif dalam kegiatan politik di sana. Beliau pintar mendeteksi kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri Dato Radzi yang terlihat kurang percaya diri.Â
Kemudian Pak Radzi dikirim mengikuti berbagai pelatihan mental, salah satuya Personal Development Leaderhsip yang dibawakan oleh tokoh motivasi cukup terkenal di Malaysia ketika itu. Dari situ perlahan cara berpikir, cara kerja dan apapun itu mendadak berubah. Dirinya mengakui menjadi lebih siap melakukan tugas apapun dalam skala kecil maupun besar, dan pasti akan diselesaikan dengan baik, bahkan sering di atas rata-rata.
Menurutnya, Datuk tidak hanya sebagai seorang trainer tapi  juga guru buatnya. Datuk sering melatih Dato Radzi dengan cara yang tegas, dan terkadang tidak masuk akal misalnya menyuruhnya mengantarkan dokumen penting ke kantor Wakil Perdana Menteri Malaysia. Datuk juga mengajarkan tentang sikap menunda yang dapat merugikan dirinya sendiri. Menjawab tidak tahu lebih baik daripada berpura-pura menjawab lawan bicara dengan kebohongan. Pada usianya yang ke 26 tahun Pak Radzi mulai mengenal bisnis MLM (Multi Level Marketing).Â
Semula beliau sering berpandangan negatif terhadap MLM. Lambat laun cara pandangnya mulai berubah bahkan dirinya merasa, inilah bisnis yang memberikan peluang besar bagi siapapun yang ingin meraih impian mereka. Pak Radzi melihat seorang nelayan yang tinggal digubuk menekuni MLM ini sampai bisa memilki rumah besar, mobil mewah, makan enak, mengajak liburan keluarga, bahkan berlibur ke luar negeri.
Bersama dengan para Leaders, Dato mendapatkan berbagai program dan kegiatan yang memotivasi mereka meraih impian yang lebih besar. Posisi beliau saat itu sebagai General manager II yang bertugas khusus menangani urusan pemasaran, sedangkan General Manager I menangani urusan operasional.Â
Namun perusahaan MLM tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan karena kesalahan kecil. Kejatuhan ini benar-benar menghantam keyakinannya tentang dunia MLM yang menjanjikann tersebut. Setiap usaha keras dan pengorbanan yang ia lakukan untuk mengabdikan diri melalui bisnis ini terasa percuma. Tetapi dengan tekad baja dan terus memfokuskan pada impiannya, Dato meminta Datuk sebagai pemilik (owner) MLM ini agar tidak menutup perusahaannya. Beliau berani menjamin berbekal semangat dan kerja keras akhirnya MLM tersebut kembali hidup.
Kemudian Pak Radzi mencoba untuk mendirikan bisnis MLM bersama temannya dengan anggaran yang terbatas. Tetapi sayang perusahaan MLM yang saya dirikan tidak bertahan lama. Dua tahun berselang, perusahaan itu jatuh bersamaan dengan kejatuhan hidupnya lagi. Rasanya tidak berlebihan jika dirinya menganggap bisnis ini seperti Roller Coaster, ada begitu banyak ketegangan, jungkir balik, putar sana putar sini, kadang merasa di puncak ketinggian tapi seketika itu pula merasa di bawah titik terendah. Tapi suka cita dan euforia tak kalah serunya manakala Dato seakan menikmati permainan ini, termasuk kesiapannya saat akan meluncur turun bebas atau melaju menuju titik tertinggi. Semua dapat dirasakan dengan nikmat dan bahagia.
Pak Radzi mengundurkan diri karena manajemen perusahaan yang dianggap tidak baik. Pak Radzi mengakui pernah menganggur selama 6 bulan dan kembali bekerja di perusahaan MLM yang berpusat di Kuala Lumpur. Beliau berkenalan dengan Darren Goh yang mendirikan KLink Internasional Sdn. Bhd. Dato mengajukan diri sebagai seorang leader bukan lagi di posisi manajemen. Karena di posisi manajemen kerap membuat dirinya kecewa karena tidak bisa menjalankan program yang dinilainya efektif untuk mengembangkan bisnis ini. Namun Darren Goh tetap pada pendirian menolak Pak Radzi dan tetap memasukkannya dalam posisi manajemen. Visi dan misi beliau sama dengan Pak Radzi.
Barulah pada tahun 2001, Dato Radzi bergabung dengan KLink. Tahun 2002, KLink Internasional melebarkan sayap ke Indonesia. Pak Radzi diberi tanggung jawab mendirikan Klink di Indonesia. Beliau ditunjuk menjadi Direktur Utama. Tawaran tersebut dinilainya berat karena harus meninggalkan keluarganya di Malaysia.