Masih segar dalam ingatan kita beberapa waktu silam bagaimana Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo melangsungkan rangkaian hajatan pernikahan putri kesayangannya Kahiyang Ayu di Solo, Jateng dan berlanjut di Medan, Sumatera Utara tempat asal menantunya Bobby Nasution, terlihat bagaimana betapa beliau sebagai petinggi negara ini bangga dan cinta terhadap tanah airnya. Keluarga dan para tamu yang hadir pada acara tersebut turut larut dalam balutan pakaian adat dari seluruh nusantara yang kaya akan keberagaman dan warisan budayanya.
Tak hanya berhenti di situ, rasa bangga saya juga semakin bertambah manakala beberapa hari yang lalu kita menyaksikan bagaimana wakil dari Indonesia keluar sebagai pemenang utama dalam kontes ajang pencarian bakat terbesar se Asia yaitu Asia's Got Talent 'Sacred Riana' yang berhasil memboyong hadiah senilai USD 100.000 dalam kategori ilusionis. Jadi merinding disko dibuatnya. Betapa rasa bangganya rakyat Indonesia terhadap ibu pertiwi dapat menorehkan prestasi hingga ke taraf internasional.Â
Kemudian pertanyaan muncul bagaimana dengan generasi millenials jaman now? Apakah mereka sudah mengenal betul negaranya. Apakah mereka bangga akan kekayaan yang dimiliki nusantara. Seberapa jauh mereka bangga akan Indonesia? Perlu diingat bahwa nantinya mereka akan menjadi generasi penerus untuk membangun bangsa ini agar dapat bersaing dalam kancah global.
Bapak Haris menceritakan bagaimana produk Indonesia yang kita impor di sini justru ngehits alias sangat terkenal di mancanegara. Sebut saja merek ban ternama di arena balap dunia GT Radial yang berasal dari PT. Gajah Tunggal, Tbk, boneka barbie dari Mattels, hingga mainan anak mobil-mobilan dari Hotwheels. Kenyataannya bahan baku (raw materials) hingga barang setelah jadi yang telah beredar di pasaran berasal dari Indonesia. Celakanya konsumen lokal terutama para 'generasi milenial jaman now' malah lebih menyukai brand luar, seperti contoh banyak anak muda mendatangi outlet di Mall-mall ibukota dan justru tertarik ngeborong promo gila-gilaan dengan berbagai rayuan maut potongan harga produk luar seperti Zara, Uniqlo dan H&M.Â
Untuk itulah, pemerintah dalam hal ini melalui Kemenperin terus berupaya mendorong produk dalam negeri untuk jadi tamu di negaranya sendiri. Salah satu caranya dengan menggerakkan masyarakat agar mengubah mind set mereka dengan menggunakan produk dalam negeri. secara berkelanjutan terus meningkatkan produksi pasar nasional yang otomatis akan mengurangi ketergantungan akan impor barang dari luar negeri.
What do we need our local product?
Mas Ari dari GNFI membeberkan bagaimana produk Indonesia di luaran seperti merek Indomie, Essenza dan Polytron bisa jadi sangat populer karena dominan produk tersebut memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Bahkan hingga jadi trendsetter dunia. Kita ambil contoh seleb dunia seperti Zayn Malik dengan jaketnya yang berlogo mangkok ayam yang biasa populer sebagai wadah mi ayam dan bakso di Indonesia. Kalau sudah begini jangan sampai menyalahkan negara lain apabila produk tersebut diklaim oleh mereka.
What we must to do our local product?
Beliau berujar dengan membeli produk lokal mampu menyelamatkan tenaga kerja (SDM) di Indonesia dan ikut menyokong pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM).
Keberadaan.
Pelaku ekonomi kreatif menjadi penting untuk membangkitkan kembali industriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H