Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Serba-serbi Asah Asih Asuh Generasi Millenials

26 Oktober 2017   22:32 Diperbarui: 26 Oktober 2017   23:02 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Akun IG @mygenerationfilm

Pernahkan kita berpikir model pendidikan seperti apa yang cocok untuk anak?

Belajar dari pagi sampai sore di sekolah belum cukup? Anak-anak masih harus les private atau ikut bimbingan belajar hingga petang, mengerjakan PR hingga malam.

Bahagiakah mereka? Sepadankah pengorbanan mereka?

Kesalahan berpikir para Orang tua: Seringkali sudah cukup dengan mengikutsertakan anaknya dalam berbagai macam les kemudian akan melejitkan IQ anak. Percaya begitu saja pada jargon "Jurus kilat Pintar dalam Sekejap" dari penyedia jasa pendidikan model bimbingan belajar (bimbel) hingga mengambil cara-cara instan yang tidak rasional.

Dampak pada Anak: Anak jadi kehilangan waktu bermain yang malah berdampak pada terganggunya nilai akademis mereka, level depresi atau tingkat stres di usia muda meningkat, atau amit-amit anak akan tumbuh dalam kegagalan dan ketidakbahagiaan.

Hal ini sebagai gambaran sudah benarkan pola asuh anda para orang tua dengan dilema anak khususnya yang dialami oleh generasi milenial sekarang ini?

Seringkali anak dihadapkan pada situasi yang justru belum mereka pahami. Apa sebenarnya tujuan dan manfaat yang ingin orang tua mereka capai dengan mengikuti seabrek kegiatan di luar jam sekolah tersebut. Seringkali orang tua menganggap hal ini dalam rangka untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik buat si anak kelak sebagai bekal melanjutkan jenjang yang lebih tinggi nanti. 

Tapi bagaimana dengan pendidikan karakter mereka? Keadaan psikis, perilaku dan gejolak emosi yang mereka hadapi saat ini. Mengingat di usia mereka yang menginjak remaja banyak sekali perubahan yang terjadi secara drastis. Bahkan saat berada pada fase kritis saat memasuki masa pubertas. Seringkali orang tua lupa bahkan lalai kondisi mereka kerap rapuh (fragile) ketika menghadapi masalah.

Masalah-masalah seperti krisis kepercayaan diri, kritis norma dan etika, pemberontakan atas pengekangan sebuah aturan dan lain sebagainya. Tak jarang para remaja justru enggan untuk bercerita dan lebih memilih untuk diam dan menyembunyikan masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan alasan agar tidak clashatau berbenturan dengan pemikiran orang tuanya. Mereka beranggapan bahwa orang tua mereka akan marah bahkan acuh saat dimintai saran, masukan atau pendapatnya.

Dok. Akun IG @mygenerationfilm
Dok. Akun IG @mygenerationfilm
Film My Generation akan menjadi tontonan yang layak khususnya untuk para remaja dan orang tua. Sebagai gambaran bagaimana hubungan remaja jaman sekarang dan sikap para orang tua dalam menyikapi berbagai kompleksitas masalah mereka. Tak dapat dipungkiri lagi bergesernya gaya hidup moderen sekarang ini akibat berkembangnya era digital secara pesatnya sehingga melahirkan generasi millenials.

Sinopsis Film My Generation

Film besutan IFI Sinema garapan sineas cerdas yang digagas oleh Mbak Upi ini bercerita tentang persahabatan 4 remaja dengan sifat dan karakter yang melekat pada masing-masing tokoh serta dibumbui dengan konflik yang beraneka rupa.

Pemutaran trailer perdana (dok. Indoblognet)
Pemutaran trailer perdana (dok. Indoblognet)
Konflik terjadi justru berawal dari kegagalan agenda liburan keempat sahabat yang masih duduk di bangku SMA. Akibat ulah mereka, rekaman vidio yang mereka buat diprotes keras oleh para guru sekolah dan orang tuanya. Celakanya viral di sekolah mereka. Hingga akhirnya mereka dihukum dan tidak diizinkan pergi liburan seperti teman-temannya yang lain. Sehingga membuat mereka merasa jumawa dengan menganggap remeh orang-orang di sekitar yang sudah puas menghukum mereka. Tapi di akhir cerita, mereka akan menyadari dan mengambil hikmah dari kejadian demi kejadian yang mereka alami.

Karakter Penokohan

Orly sebagai gadis belia yang dikenal kritis, pintar dan punya prinsip kuat, sering memberontak orang tua. Diceritakan bagaimana dirinya memperjuangkan isu terkait kesetaraan gender dan hal lain yang melabeli kaum perempuan, khususnya stigma tentang virginity atau keperawanan. Orly tiba-tiba memberontak lalu berusaha mendobrak pakem dan menghancurkan label negatif yang disematkan pada perempuan. Dari situ Orly sering selisih pendapat dan berdebat dengan ibunya yang single mom. Secara kebetulan sedang berpacaran dengan brondong (cowok yang lebih muda dari usia ibunya). Baginya gaya hidup ibunya sungguh tidak mencerminkan kepantasan, mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.

Suki. Gadis pendiam penurut dan dinilai lebih cool dari teman-temannya. Diceritakan Suki mengalami krisis kepercayaan diri tapi berusaha ia sembunyikan. Tetapi krisis pedenya bertambah besar yang dipengaruhi oleh sikap orang tuanya yang sering beprasangka negatif padanya.

Zeke. Pemuda rebel tapi easy going dan sangat loyal pada sohib-sohibnya ternyata memendam masalah yang sangat besar dan menyimpan luka yang begitu mendalam di hatinya. Zeke merasa bahwa orang tuanya tidak sayang padanya dan seringkali merasa terbuang. Untuk menyembuhkan luka yang sering ia pendam, kerap kali ia melakukan perlawanan (confront) dengan orang tuanya dan mulai membuka pintu komunikasi yang selama ini terputus di antara mereka.

Konji.Pemuda polos dan naif yang tengah mengalami dilema dengan masa pubertasnya. Dia merasa tertekan oleh paksaan ortunya yg konservatif dan over-protective. Hingga bertemu pada kejadian yang membuatnya syok dimana Konji kehilangan kepercayaan dan mulai mempertanyakan kembali sikap ortunya yang sangat bertolak belakang dengan moral yang diajarkan serta semua aturan yang mereka buat selama ini.

Sekilas tentang IFI Sinema

IFI Sinema telah berkecimpung dalam industri perfilman Tanah Air sejak tahun 2017. Melalui film-film produksinya yang seringkali antimainstream dan diambil dari sudut pandang realita yang terjadi di sekitar kita sehari-hari berjudul "Coklat Stroberi" (2007), 'Radit dan Jani' dan '3 Doa dan 3 Cinta (2008), 'Coblos Cinta' (2008), 'Serigala Terakhir' (2009), 'Lovely Man' (2012), 'Mika' (2013) dan yang terakhir 'Pertaruhan' (2017).

Cast and Crew

  • Sutradara: Upi
  • Produser: Adi Sumarjono
  • Rumah Produksi: IFI Sinema
  • Pemain Utama: Bryan Langelo, Aryo Vasco, Alexandra Kosasie, Lutesha
  • Pemain Pendukung: Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Surya Saputra, Joko Anwar, Indah Kalalo, Karina Suwandhi dan Aida Nurmala.

Saya rasa Upi akan berhasil mengangkat cerita tentang generasi millenials yang memiliki karakter unik ini. Upi merasa tertantang untuk mengangkatnya di layar lebar. Problematika generasi milenial cukup kompleks dan menarik untuk diangkat. Real! Sesuai dengan realita potret kehidupan yang lekat dengan aktivitas keseharian mereka. Proses produksinya dikerjakan dalam kurun setahun lamanya, namun sebelumnya dilakukan riset terlebih dahulu selama kurang lebih 2 tahun secara intensif melalui social media listening.

Karakter, dialog para pemeran utama dan ide cerita yang diambil tak jauh diambil dari percakapan anak millenialsdi sosial media saat ini. Sehingga benar-benar sesuai dengan gaya bahasa dan tren anak muda jaman sekarang. Atau, yang sekarang populer dikenal dengan istilah 'Kids Jaman Now'

Munculnya talenta-talenta muda ini diharapkan dapat memberikan warna berbeda untuk perfilman tanah air. Kualitas pemain muda dengan kemampuan acting yang tidak kalah bagus sehingga mampu membawa angin segar untuk the next generation dalam industri perfilman. Tidak hanya itu, selain kebanggaan tersendiri dapat menemukan bakat-bakat baru yang enerjik dan lebih fresh serta extraordinary.

Dengan karakter yang dibangun dari keempat tokoh tersebut ada harapan besar di tangan mereka semoga film ini sukses membawa pesan buat banyak orang dan layak untuk diberi label The Next Rising Stardengan kualitas film lokal yang semakin berbobot. Terlebih apalagi dipasangkan dengan lawan main yang lebih senior saat beradu akting menjadi pembuktian kiprah dan sepak terjang mereka di dunia perfilman. Tak perlu diragukan lagi karenanya eksistensi mereka tidak habis termakan jaman.

Kesimpulan

Para blogger & media gathering saat hadir di acara peluncuran trailer My Generation (dok. Indoblognet)
Para blogger & media gathering saat hadir di acara peluncuran trailer My Generation (dok. Indoblognet)

Seringkali orang tua merasa sudah benar dalam memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya. Dengan menyekolahkan anak mereka di sekolah bonafit dan ternama hingga memberi anak mereka kegiatan les tambahan sepulang sekolah. Dengan harapan mampu meningkatkan akselerasi nilai akademis mereka di sekolah. Apakah para orang tua menyadari tidak jarang anak malah terbebani atau malah seringkali dihinggapi perasaan tidak nyaman, ngga hepi bahkan menganggap hal ini jadi beban berat yang dipikul oleh mereka. 

Mau tau seperti apa pesan moral yang ingin disampaikan film ini untuk para orang tua di rumah ketika menonton filmnya? Ditunggu jadwal tayangnya. Kurang dari dua pekan lagi kok. Ngga akan lama lagi!

Fyi, Teaser film dan Poster bergenre drama yang mengangkat persoalan realita remaja millenials ini sudah dirilis pada tanggal 10 Oktober yang lalu dan digelar di Qubicle Center, Kebayoran Jakarta. Rencananya akan tayang perdana pada 9 November 2017 mendatang di bioskop kesayangan anda. 

Akhir kata sit back, relax and enjoy your movie time! Buat Komikers dan seluruh pecinta film di Tanah Air.

Trailer Film My Generation

Sumber: IFI Sinema (dipublikasikan 9 Oktober 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun