Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dan Benci

6 Juli 2024   04:47 Diperbarui: 6 Juli 2024   05:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HARAPAN

Cinta benci bisa seperti sisi mata uang/

Karena cinta maka ada harapan/

Ketika harapan tidak tercapai/

Akan ditemui rasa kecewa dan gundah hati/

Berujung kepada benci/

Karena benci adalah kata yang tidak menyamankan hati/

Banyak orang mengingkari/

Bahwa rasa itu menyelip dalam sudut nurani/

Dapat dimanifestasi/

Tidak mau bertemu/

Tidak mau bercakap/

Bahkan tidak mau mendengar nama disebut/

Apakah itu ada pada semua makhluk?

Bisa jadi/

Binatang yang benci bisa mencakar mencabik/

Dengan ekspresi lolongan terpekik/

Atau gigitan yang mencengkeram leher mencekik/

Bagaimana jika terjadi pada manusia?/

Ada alasan yang sekarang sering menjadi pembenaran/

Atas sangkaan aniaya, pembunuhan, kekerasan/

Alasan adalah/

"Sakit Hati".

.............

Saat itulah paling tepat bukan mencari ke manusia/

Namun kepada Ilahi Rabbi/

Tempat semua makhluk kembali/

Hanya Allahu Rabbi/

Tidak ada benci yang ada hanya lautan cinta/

Menerima semua keluh kesah tanpa syarat/

Tanpa akibat/

Kecuali kemaharahiman/

Kasih sayang-Nya/

...........

Dan Dia akan menunjukkan Kuasa-Nya/

Cepat atau lambat semua akan terjadi/

.............................

Sabtu, 06.07.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun