Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Suicide Padahal Gembira dan Ceria Pribadi?

9 November 2023   07:08 Diperbarui: 9 November 2023   07:26 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : https://www.spbh.org/staggering-statistics-on-suicide-show-need-for-increased-awareness-and-efforts/

SUICIDE, PERINGATAN UNTUK KITA SEMUA

Cantik, bertalenta, dengan nilai akademis yang nyaris sempurna. Namun apa dikata. Beliau mengakhiri hidupnya dengan killing herself. Suicide. Alias bunuh diri. Pelajaran apa untuk kita, utamanya kita  sebagai pengelola sumber daya manusia?

KUTIPAN:

B.C.A.,  (22), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, ditemukan tewas ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di halaman apartemen Royal Bisnis Tambak Oso Sidoarjo, Jawa Timur pada Minggu 5 November 2023.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo menyebutkan, jasad Caroline  pertama kali ditemukan oleh petugas keamanan yang tengah berkeliling apartemen.

LINK:

https://www.liputan6.com/surabaya/read/5445500/kronologi-mahasiswi-kedokteran-unair-ditemukan-tewas-di-dalam-mobil-diduga-bunuh-diri?page=3

Satu artikel sebelumnya saya menyampaikan adanya risiko di masa depan. Bagi pengelola SDM dengan fokus menggarisbawahi arti penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Utamanya, menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerja.

Kesehatan di sini dimaknai bukan sekedar fisik, namun juga nirfisik (bukan fisik saja, namun juga psikis, psikologis), dan juga meta-fisik (di atas fisik, spiritual atau supranatural).

Mari kita belajar kepada almarhum dokter muda dari sebuah universitas negeri di Jawa Timur. Dikabarkan pribadi periang, namun entah mengapa akhirnya bunuh diri. Setidaknya, demikian klaim polisi karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuhnya.

Juga, analisis forensik akan disampaikan lebih lanjut dengan pertanda awal: tidak ada jejak penganiayaan atau pun kekerasan dari pihak eksternal.

Justru ditemukan banyak surat wasiat yang menunjukkan adanya konflik psikis dalam diri korban.

Pelajaran apa yang bisa kita petik? Berikut setidaknya ada 3 poin untuk kita renungkan;

(1) Risiko adanya suicide bukan berarti pelaku sekaligus korban terdeteksi depresif, atau suka menyepi. Bahkan di sini korban dikabarkan pribadi yang sukses, dan berprestasi. Namun sedang mengalami kekecewaan dan kemarahan (yang akhirnya ditujukan kepada diri sendiri dengan bunuh diri), kepada figur dominan dalam hidupnya, yakni ortunya.

Implementasi di perusahaan: adakah pegawai yang menganggap atasan atau senior atau pimpinan sebagai pengganti orang tuanya, yang dikenal sebagai bapak buah atau ibu buah?

Mitigasi risiko sebelum ada kejadian.

(2) Kejadian tanpa ada indikasi. Artinya teori umum menyatakan bahwa pelaku dan atau korban bunuh diri adalah ditandai dengan suka merenung, kelihatan penyendiri, depresif. Namun di sini pelaku sekaligus korban adalah sarjana kedokteran yang berprestasi aktif dan periang. Di balik itu, dia menyimpan bara kecewa dan amarah.

Implementasi: survey kepuasan pegawai perlu dibarengi dengan deteksi dini kecenderungan suicide dengan instrumen atau alat ukur yang samar dan presisi dapat memprediksi risiko di masa depan. Namun ini hanya ditujukan bagi pengelola SDM yang berusaha keras agar pegawainya sehat lahir batik fisik psikologis dan spiritual. Semoga kita semua diselamatkan Tuhan atas risiko yang bisa menimpa siapa saja.

(3) Perbanyak aktivitas atau pelatihan atau sosialisasi atau gathering yang setidaknya menjamin kebahagiaan dalam kebersamaan. Dalam kasus dokter muda yang suicide tersebut, diduga mengalami gejala apa yang dinamakan sebagai alienasi.

Terasing di tengah hiruk pikuk, penyendiri di tengah keriangan normatif karena nilai sosial.

Implementasi: hidupkan Lembaga Keluh Kesah Pegawai bagi perusahaan, atau Biro Konseling dan Mentoring. Tujuannya agar selain pegawai produktif dan aktif kreatif, pegawai juga bahagia dalam kebersamaan keluarga besar perusahaan.

Wallahu'alam.

Telah kusampaikan walaupun satu ayat; " Hendaknya kalian saling berlomba dalam kebaikan, menyeru kebaikan, dan mencegah kebatilan"

Salam Khomsan, 09.11.2023

Link lain silakan dipelajari:

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01406731/dokter-muda-asal-gresik-gantung-diri-di-malang

https://www.suara.com/news/2018/04/12/151710/lompat-bunuh-diri-dokter-michael-depresi-dan-sempat-menghilang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun