Hari Ahad tanggal 1 Oktober 2023. Kebetulan saya menunggu kiriman buku dari senior saya. Buku yang diharapkan best seller karena temanya sangat hot; Identitas.
Jadi wajar dunk, saya kontak dengan pengirim. Atau agen penjualan buku yang menerbitakan buku tersebut. Memang agak kesenangan juga rasa saya, sebab ada kutipan testimoni dalam buku tersebut.
Tetiba ada pesan yang menyatakan bahwa ada kiriman barang. Dari J&T Express ada info bahwa alamat tidak ditemukan.
Diminta melengkapi alamat. Lha kok ya kebetulan, bahwa saya melacak kiriman barang masih belum sampai. Tersebab, di kitir bukti kirim, memang alamat tidak lengkap.
Seketika saya klik. Byar pet.
Seketika saya lihat sepintas yang saya klik kok APK.
Segera saya panik. Gemeteran. Saya telpun kolega group WA agar segera mengeluarkan saya.
Saya cari mBanking, dan segera saya uninstal.
Saya kejar gmail, dan juga saya uninstal atau deleted dari hp.
Masih deg-degan. Akhirnya mitigasi risiko, semua gambar di memori sejumlah 1600-an pieces, saya hapus. Biar tidak disalahgunakan oleh pemilik virus APK tersebut.
Sedih juga. Sebagian besar gambar penuh memori; Travel umroh ke Mekah, Medinah, Malaysia, Turkey.
Subhanallah, ya sudahlah. Daripada disalahgunakan.
---
Posisi hari ini ahad 1 Oktober 2023 pukul 1942 WIB ini saya masih kamitenggengen. Alias shocked.
M Banking sempat ngadat, ada transferan ke Go Pay yang mencurigakan. Khawatir itu uji coba si penipu yang masuk ke akun saya, maka segera saya instal ulang di hp lain dengan nomor lain.
Alhamdulillah, terkejar. Aman semuanya.
Lantas hiruk di group. Sebab saya sebar langsung kejadian ini. Dan saya keluar dari banyak group wa.
Dari diskusi dan saling berkisah, emmang sebenarnya penipuan pengirim berkas attachment dengan kode APK dan bahkan PDF, sudah lama terjadi. Link ini bisa sebagai pembanding.
Namun bagaimana jika Anda mengalaminya sendiri?
Sebab pada bersamaan waktu, Anda sedang menunggu berita dari Agent Pengiriman Surat/Barang/Jasa logistik?
Maka gemeteranlah rasanya. Terutama karena risikonya: uang di e banking dikuras, foto disalahgunakan dengan penggunaan akun medsos, dan ujungnya digunakan untuk menipu dengan wajah kita hasil curian di memori hape.
Saya tetap bertanya: apakah penipu itu tidak beragama?
Agama mengajarkan seperti apa?
Bagaimana pun, jika memang beragama, seharusnya itu tidak terjadi.
Ya, meskipun ada juga, bahkan banyak, penjahat koruptor juga formalnya beragama.
Namun, jika pencuri motor saja bisa dibakar massa, bagaimana dengan penipu berbasis APK atau PDF ini?
Akankah kelak jika ketemu, juga akan dimassa? Atau digelitikin sampai mampus?
Tersebab penipuan berbasis teknologi digital atau IT ini, adalah orang terdidik secara umum.
Semisal penipu QRIS di masjid atau lembaga sosial nirlaba yang dipasang di ruang publik. Bul penipu.
Ketika ditangkap, wajah bersih dan penampilan terawat, adalah pelakunya.
Silakan dipelajari juga bagaimana strategi menghadapi kejadian ini.
Mungkinkah mereka hasil didikan internet yang menganggap penipuan hanya seperti lelucon iseng iseng berhadiah?
Demikian halnya agama hanya hiasan yang juga bahkan mungkin juga hanya untuk alat penipuan?
Semoga kita semua dilindungi dari penipuan dan kejahatan lain di muka bumi ini.
Selamat menyambut hari Senin. Dan juga Selamat Merayakan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2023 ini.
(***endepe***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H