Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reuni Migunani yang Seperti Apa Harusnya?

18 Juni 2023   20:57 Diperbarui: 18 Juni 2023   21:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang pensiun juga perlu berkumpul reuni angkatan karyawan (dokpri)

Tidak terasa sebagian orang mulai suka reuni. Baik itu angkatan SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. 

Namun selain sebagian merasa sungkan, repot, juga ada yang hanya mengisi reuni dengan bertemu, ngobrol, yang akhirnya bergibah,  makan-makan dan pulang pergi.

Akibatnya, bisa berdampak justru negatif. Ajang ghibah nasional. Perlu dipikirkan bagaimana reuni yang migunani.

1) Tidak sekedar silaturahmi 

Reuni yang migunani (bermanfaat) bukan sekedar silaturahmi. Benar, silaturahmi sendiri itu berguna. Dan akan lebih bermanfaat jika ditambahi agenda yang lebih produktif. Misalnya, kalau komunitas saya sendiri ada pengadaan hewan Qurban setiap tahun. Setiap alumni yang concern, urunan 1/7 biaya sapi.

Lokasinya bisa dipilihkan berganti. Dengan demikian, hampir setiap tahun setiap alumni punya ikatan. Meskipun hewan qurban yang disembelih ya hanya 1 ekor. Sebab, sebagian besar juga sudah berqurban di daerahnya masing-masing.

Namun dengan menargetkan minimal ada 1 ekor sapi diqurbankan, maka ada agenda rutin yang bisa dilakukan. Bukan sekedar bertemu dan ngobrol. Namun juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

2) Berbagi dengan senior/bapak ibu guru/purna karya 

Reuni migunani juga bisa diisi dengan bakti sosial. Mengumpulkan donasi dari alumni yang peduli dan mampu, menggalangnya, dan membaginya. Bukan untuk pamer sukses, namun berbagi kado kebahagiaan. 

Bisa dengan nomenklatur "goody bag untuk purna karya", atau "kado buat teman sekitar".

Komunitas saya bahkan membuat kado untuk "tetangganya teman yang membutuhkan", misalnya di desa masih banyak ditemukan orang tua yang jauh dari anak, hidup sendiri, dan perlu mendapatkan kado-kado yang membahagiakan.

3) Tumbuhkan saling sinergi dan tahu diri 

Alumni itu juga manusia. Banyak yang baik dan bisa membawa diri. Ada juga yang tidak tahu diri. 

Yang tidak tahu diri adalah banyak mengajak donasi, namun dia sendiri tidak donasi. YA idealnya bersama-sama, sinergi, biarpun sedikit perlu ikut berkontribusi. Kalau memang tidak mampu, ya kita maklum saja. Namun kalau mampu secara finansial, dan hanya suka mengajak, namun tidak ikut terlibat, ya bagaimana ya.

Maka sebaiknya, kalau memang mau punya reuni yang migunani, kita perlu punya think tank dan going concern tank. Intinya ada tim kecil yang solid dan saling mendukung.

Tujuannya agar semua kegiatan yang migunani tersebut, dapat didukung oleh tim inti. Supaya semua kegiatan bisa tercapai.

4) Berkesinambungan berburu pahala 

Berlomba dalam kebaikan (fastabihul khairat) adalah konsepsi muslim yang bisa ditiru oleh setiap orang. Ketimbang pamer informasi gibah, mendingan pemer kegiatan positif. Juga menginisiasi kegiatan bermanfaat.

Misalnya mengadakan sunatan massal. Atau kalau toh tidak massal, ya sunatan massal mini baksos; mengumpulkan anak usia 10-an tahun, atau menjelang SMP, untuk disunat secara kelompok. Misalnya 5 - 20 an anak. Biaya gotong royong.

Lantas nanti diadakan pengajian bersama. Diundang ortu dan pamong guru tempat kita baksos.

Biaya total sekitar 10-20 jutaan, akan ringan jika ditanggung bersama. Kalau perlu, kita cari donatur utama sehingga dana tidak mengkhawatirkan. Donatur utama itu bisa juga kita sendiri, atau Anda. Dengan niat ibadah, semua akan terasa ringan.

Biaya yang timbul antara lain: biaya sunat, sarung dan baju koko, hadiah untuk si anak misalnya uang 100-an ribu, snack dan konsumsi pas pengajian, dan teknis lainnya.

Reuni migunani akan semakin berlimpah barokah jika kita tidak sekedar mengobrol dan menjual gibah.

Namun melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Dunia semakin sulit ditebak. Bisa saja besuk atau lusa kita akan berpulang. Setidaknya dengan reuni yang migunani, ada sahabat saudara kita yang kelak akan ikut mendoakan kita.

Dan pasti dengan harapan bahwa reuni migunani akan mendapatkan keridhaan Allah SWT, sehingga hidup di dunia sekaligus di akhirat, akan berlimpah barokah.

Bagi kalangan nonmuslim, reuni migunani juga berdampak baik karena aktivitas kita bukan semata roma rame reuna reuni saja, namun melakukan aksi yang berguna.

Mari berlomba dalam kebaikan. (18.06.2023-Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun